Pandemi virus corona telah menghambat kegiatan pembelajaran di sekolah selama kurang lebih empat bulan. Kendati demikian, pemerintah telah memastikan tahun ajaran baru 2020-2021 akan tetap dimulai pada 13 Juli 2020. Menyikapi keputusan tersebut, pemerintah memberikan skenario pembelajaran tahun ajaran baru COVID hingga beberapa bulan kedepan. Berikut merupakan tiga skenario pembelajaran yang akan diterapkan oleh pemerintah:
Skenario Tahun Ajaran Baru COVID 2020/2021
Skenario Optimistis
Jenis skenario pembelajaran tahun ajaran baru COVID 2020/2021 yang pertama adalah skenario optimis. Skenario optimistis ini cenderung didasarkan atas kenyataan telah lamanya peserta didik berada di rumah, yang sebagian di antara mereka dan orang tua pun telah mengalami kejenuhan yang akut. Akibat lamanya anak di rumah, perkembangan akademik anaknya semakin terbengkalai. Bahkan, terdengar kasus, ada orang tua yang “mengancam” kalau sekolah tempat belajar anaknya itu tidak segera dibuka, maka ia akan pindah ke sekolah lain.
Meskipun begitu, jika kalian melihat kembali pada kondisi sekarang, skenario optimis tampaknya belum memungkinkan untuk dilaksanakan. Mengingat jumlah korban COVID-19 yang belum menunjukkan grafik landai, bahkan terus mengalami peningkatan. Penerapan kebijakan new normal di luar bidang pendidikan tampaknya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Artinya, jika skenario pertama benar-benar dilaksanakan, meski dalam durasi waktu 1 (satu) bulan kedepan, potensi tersebarnya korban COVID-19 pada klaster pendidikan masih besar.
Skenario Pesimistis
Skenario pesimistis menunjukkan bahwa pembelajaran tahun ajaran baru COVID diundur sekurang-kurangnya hingga Desember 2020. Artinya, terdapat penambahan waktu dalam 1 (satu) semester kedepan bagi peserta didik tetap berada di rumah, dan tidak ada layanan pendidikan, sehingga untuk awal tahun akademik digeser, semula Juli-Juni menjadi Januari Desember. Skenario ini didasarkan atas pertimbangan untuk memastikan tidak adanya korban COVID-19 dari lingkungan pendidikan.
Kendati demikian, jika kalian telusur lebih lanjut, skenario kedua justru akan memiliki dampak pada terjadinya loss academic generation (generasi akademik yang hilang) di dunia pendidikan secara nyata. Seluruh anak bangsa pada dunia pendidikan akan mengalami kehilangan kualitas akademik secara signifikan, jika tidak dilakukan proses pendidikan sama sekali.
Skenario Moderat
Skenario ketiga dalam pembelajaran tahun ajaran baru COVID 2020/2021 adalah skenario moderat. Dalam skenario ini, tahun akademik tetap dimulai bulan Juli 2020, tetapi dengan pendekatan dan mekanisme proses pendidikan yang perlu diatur lebih lanjut. Dalam konteks ini, terdapat 2 (dua) pendekatan: pertama, pendekatan 100% daring (dalam jaringan), yakni seluruh rangkaian proses pembelajaran seutuhnya dilakukan secara online; dan kedua, pendekatan blended learning, yakni menggabungkan pendekatan daring dan luring (luar jaringan).
Skenario moderat tampaknya menjadi skenario pembelajaran tahun ajaran baru COVID yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan, mengingat skenario ini menggunakan pendekatan blended learning. Pendekatan blended learning, tentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, cenderung dapat dijadikan alternatif strategis. Jika dilakukan dengan pendekatan 100% daring, maka proses pendidikannya sangat potensial tidak akan efektif. Sebab, hingga saat ini, infrastruktur jaringan, kemampuan sumber daya manusia, dan kesiapan pembiayaan pada seluruh stakeholder pendidikan agaknya belum memungkinkan.
Nah, itu dia tiga skenario pembelajaran tahun ajaran baru COVID 2020/2021 yang perlu kamu ketahui. Mendekati tahun ajaran baru, ada baiknya jika kamu melakukan persiapan di masa sistem pembelajaran yang baru. Dan jangan lupa untuk selalu menerapkan physical distancing, ya!