BIcara mengenai konfigurasi elektron, sebagai distribusi elektron dalam orbital yang berbeda, tidak jauh-jauh dari apa yang dinamakan Prinsip Aufbau – selain azas pengecualian pauli dan aturan Hund. Dimana dalam keadaan dasar atom, elektron memasuki orbital energi terendah dan sisa elektron masuk dalam urutan peningkatan energi.
Secara hipotesis, jika mengacu pada Wikipedia, prinsip aufbau sendiri menyatakan bahwa elektron yang mengorbit satu atau lebih atom mengisi tingkat energi terendah yang tersedia sebelum mengisi tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, 1s sebelum 2s. Dengan cara ini, elektron pada atom, molekul, atau ion menyelaraskan ke konfigurasi elektron yang paling stabil.
Aufbau adalah kata benda bahasa Jerman yang berarti “konstruksi”. Prinsip Aufbau adakalanya disebut prinsip membangun atau aturan Aufbau. Menurut prinsip ini elektron di dalam suatu atom akan berada dalam kondisi yang stabil bila mempunyai energi yang rendah, sedangkan elektron-elektron akan berada pada orbital-orbital yang bergabung membentuk subkulit. Jadi, elektron mempunyai kecenderungan akan menempati subkulit yang tingkat energinya rendah.
(Baca juga: Pengertian Perubahan Fisika dan Kimia Berserta Contohnya)
Rincian kecenderungan “membangun” ini dijelaskan secara matematis bedasarkan fungsi orbital atom. Perilaku elektron diuraikan oleh prinsip lain fisika atom, seperti aturan Hund dan asas larangan Pauli.
Aturan Hund menegaskan bahwa bahkan jika beberapa orbital dari energi yang sama yang tersedia, elektron mengisi orbital kosong pertama, sebelum menggunakan kembali orbital yang ditempati oleh elektron lainnya. Tetapi berdasarkan prinsip pengecualian Pauli, syarat agar elektron dapat mengisi orbital yang sama, mereka harus mempunyai putaran elektron yang berbeda (-1/2 dan 1/2).
Satu versi prinsip Aufbau dikenal sebagai model kulit nuklir digunakan untuk memperkirakan konfigurasi proton dan neutron dalam inti atom.
Dalam keadaan dasar, orbital diisi dengan urutan peningkatan energinya yaitu:
1s <2s <2p <3s <3p <4s <4d <4p <5s …….
Energi orbital dapat dihitung dengan aturan (n + l). Dalam kasus orbital memiliki nilai yang sama (n + 1) maka orbital dengan nilai n yang lebih rendah akan diisi terlebih dahulu.