Selain Finlandia dan Korea Selatan, Jepang adalah negara berikutnya yang mengantongi predikat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik. Dan ini bukan tanpa sebab. Selain persentase siswa yang masuk perguruan tinggi (tingkat sarjana) dan perguruan tinggi junior (kursus reguler) yang terbilang tinggi – sebesar 48,6%, negara ini juga unggul dalam urusan kelengkapan fasilitas penelitian, komputer, dan perpustakaan yang nantinya memungkinkan siswa melakukan penelitian di lingkungan yang sangat baik. Lantas bagaimana dengan pendidikan dasar?
Sebenarnya ada beberapa kemiripan antara sistem pendidikan dasar di Jepang dan di Indonesia. Setidaknya dalam urusan pendidikan moral dan kepribadian. Bedanya, jika kita di Indonesia memasukan ini ke dalam mata pelajaran – agama dan budi pekerti, di Jepang tidak. Alih-alih memberikan mata pelajaran khusus untuk mengajarkan tentang moral dan kepribadian, Jepang memilih mempraktikkan secara langsung hal ini dalam kehidupan sehari-hari.
Jepang meyakini bahwa tujuan untuk 3 tahun pertama sekolah bukanlah untuk menilai pengetahuan atau pembelajaran anak. Melainkan membangun perilaku yang baik demi mengembangkan karakter siswa itu sendiri. Nah, bagaimana dengan kita di Indonesia?
(Baca juga: 7 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia)
Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan pendidikan dasar antara di Jepang dan Indonesia, berikut rangkumannya.
Jam Sekolah
Jika di Indonesia siswa SD masuk sekolah pada pukul 7.00 atau bahkan 6.30, jam belajar di Jepang baru dimulai pukul 8.00 dan berakhir pada jam 15.00.
Ujian
Beda dengan di Indonesia yang kerap menjadikan ujian sebagai acuan, bahkan sejak baru masuk sekolah dasar, siswa di Jepang baru mulai mengenal ujian di kelas 4 SD atau berumur 10 tahun. Sementara 3 tahun pertama dihabiskan siswa dengan fokus pada pelajaran tata karma. Tak heran, jika tingkat kedisiplinan di negara tersebut terbilang tinggi. Berbanding terbalik dengan di Indonesia.
Mata Pelajaran Sekolah
Dibanding di Indonesia, pendidikan dasar di Jepang memiliki mata pelajaran yang jauh lebih sedikit. Ini menyebabkan siswa bisa lebih fokus dalam belajar dan tidak merasa tertekan dengan pelajaran. Sementara di Indonesia, banyaknya mata pelajaran tak jarang membuat siswa merasa tertekan, stress dan jenuh.
Belajar berpikir kritis
Sementara siswa di Jepang diajarkan untuk bisa berpikir kritis, bahkan sejak di jenjang pendidikan dasar, para siswa di Indonesia cenderung dihadapkan pada hafalan, hafalan dan hafalan.
Perlengkapan Sekolah
Keunikan lainnya dari pendidikan dasar di Jepang adalah, sekolah di negeri ini mengharuskan siswa untuk mengenakan perlengkapan sekolah khusus – sepatu, tas, dam lain-lain yang disediakan pihak sekolah. Dengan begitu, semua tampak sama persis. Berbeda dengan di Indonesia, yang adakalanya seolah berlomba untuk tampil dengan pakaian, sepatu atau tas terbaik. Membuat kesenjangan sosial lebih terasa.