Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki berbagai macam kebudayaan. Mulai dari bahasa daerah, upacara adat, tarian, lagu, hingga musik tradisional. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai penerus bangsa untuk mengetahui dan mempelajari berbagai kebudayaan ini.
Bagi sebagian, menggunakan bahasa daerah mungkin masih menjadi hal yang lumrah. Pun demikian dengan merayakan upacara adat tertentu. Lalu, bagaimana dengan musik tradisional? Adakah diantara kalian yang pernah atau bisa memainkannya? Gamelan, misalnya.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengenali lebih jauh mengenai gamelan sebagai bagian dari ansambel musik tradisional. Musik Ansambel sendiri merupakan jenis musik yang terdiri dari campuran alat musik yang menghasilkan perpaduan suara alat musik menjadi suatu irama yang sering disebut sebagai suatu orkestra.
Jika di Jakarta kita mengenal ada Gambang Kromong, di NTB ada Gendang Beleq, maka di Jawa Barat dan Bali kita mengenal adanya Gamelan. Apa ini?
(Baca juga: Pengertian Musik Daerah Beserta Ciri dan Contohnya)
Gamelan adalah musik ansambel tradisional yang memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada (laras) slendro dan pelog. Biasanya ini terdiri dari instrumen musik perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan.
Kata gamelan berasal dari bahasa jawa gamêl yang berarti ‘memukul’ atau ‘menabuh’, dapat merujuk pada jenis palu yang digunakan untuk memukul instrumen, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.
Bahasa Jawa halus (krama) untuk ‘gamelan’ adalah gangsa, dibentuk dari kata tiga dan sedasa (tiga dan sepuluh) merujuk pada elemen pembuat gamelan berupa perpaduan tiga bagian tembaga dan sepuluh bagian timah. Perpaduan tersebut menghasilkan perunggu, yang dianggap sebagai bahan baku terbaik untuk membuat gamelan.
Instrumen yang paling umum digunakan pada alat musik ini adalah metalofon yang meliputi gangsa, gender, bonang, gong, saron, dan slenthem yang dimainkan oleh wiyaga menggunakan palu (pemukul) dan membranofon berupa kendhang yang dimainkan dengan tangan.
Selain itu, idiofon berupa kemanak dan metalofon lain juga merupakan beberapa diantara instrumen gamelan lainnya yang umum digunakan. Termasuk xilofon berupa gambang, aerofon berupa seruling, kordofon berupa rebab, dan kelompok vokal disebut sindhen.
Seperangkat gamelan dikelompokkan menjadi dua, yakni gangsa pakurmatan dan gangsa ageng. Gangsa pakurmatan dimainkan untuk mengiringi hajad dalem (upacara adat karaton), jumenengan (upacara penobatan raja atau ratu), tingalan dalem (peringatan kenaikan takhta raja atau ratu), garebeg (upacara peristiwa penting), sekaten (upacara peringatan hari lahir Nabi Muhammad).
Gangsa ageng dimainkan sebagai pengiring pergelaran seni budaya umumnya dipakai untuk mengiringi beksan (seni tari), wayang (seni pertunjukan), uyon-uyon (upacara adat/hajatan), dan lain-lain. Saat ini, gamelan banyak digunakan di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.