Sebagai generasi penerus, anak muda tak dimungkiri memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak hal. Dan ini bukan saja sekedar membangun suatu bangsa. Di skala yang lebih besar, para anak muda atau remaja ini bahkan memiliki kemampuan lebih dari cukup untuk mengubah dunia. Mulai dari memperjuangkan pendidikan anak-anak, menjaga iklim, hingga membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Dari novelis hingga aktivis, berikut ini 7 remaja yang berhasil mengubah dunia dengan ‘kehebarannya’. Nomor dua dari Indonesia lho!
- Malala Yousafzai
Bicara tentang remaja yang mengubah dunia, nama Kartini muda asal negara Pakistan, Malala Yousafzai boleh dibilang ada di posisi terdepan. Betapa tidak, Ia berhasil menjadi peraih Nobel Perdamaian termuda sepanjang sejarah berkat pemikirannya. Kesetaraan dan akses pendidikan bagi anak perempuan di dunia merupakan perjuangan advokasinya sebagai aktivis muda. Dunia semakin mengenal Malala Yousezai saat berbagai media di dunia memberitakan Aktivis muda asal Pakistan berusia 15 tahun ini ditembak di kepala saat pulang sekolah di tempat kelahirannya pada tahun 2012. Atas kejadian tersebut, Malala lantas di terbangkan ke Inggris untuk mendapatkan perawatan intensif dan berhasil pulih kembali.
Malala pertama kali menarik perhatian publik sebagai blogger remaja di BBC Urdu, yang menulis tentang perjuangannya untuk mengakses pendidikan di pedesaan Pakistan. Ia juga menjadi salah satu anak termuda yang berhasil berpidato tentang kesetaraan dan akses pendidikan bagi anak perempuan di seluruh anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Peraih Nobel perdamaian termuda di Usia 17 Tahun ini juga menjadi advokat terkenal di dunia untuk pendidikan anak perempuan di dunia. Dan saat ini Malala bersama Ayahnya telah menetap di Inggris dan mendirikan Malala Fund untuk mendukung pendidikan anak perempuan di seluruh dunia.
- Melati
Indonesia memiliki Melati, seorang anak berusia 10 tahun asal Bali dan telah mampu mengubah dunia dengan aktivitasnya sebagai aktivis lingkungan. Melalui kegiatannya dalam menginisiasi pembersihan pantai dan melalui berbagai petisi yang dilayangkan kepada pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong polyethylene (plastik).Aktivitas yang dilakukan Melati diakuinya terinspirasi atas larangan yang dilakukan oleh negara Rwanda atas penggunaan kantong berbahan plastik pada tahun 2008 lalu.
Atas inisiasinya tersebut, telah berhasil mendapat sambutan dari sebuah organisasi dan menganjurkan pelarangan penggunaan kantong plastik dilebih dari 15 negara di dunia, termasuk di Indonesia. Dan di Bali sendiri telah menerapkannya dan secara resmi telah bebas dari kantong plastik. Sementara secara nasonal, kebijakan pembatasan atau pengurangan penggunaan kantong plastik sudah dilaksanakan di seluruh Indonesia dan di tahun 2021, Indonesia menyatakan diri telah terbebas dari penggunaan kantong plastik.
- Greta Thunberg
Greta Thunberg, aktivis iklim muda asal Swedia mulai mendapat perhatian dunia atas aktivitasnya sebagai aktivis iklim dan lingkungan. Kegiatannya ini hingga membawanya beserta 15 anak lainnya dari berbagai belahan dunia berhasil membawanya berpidato di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 23 September 2019.
(Baca juga: Pintarnya Keterlaluan, Ini Dia 5 Anak Jenius Indonesia)
Di hadapan PBB Ia dan 15 anak lainnya telah menuduh bahwa lima negara ekonomi utama dunia telah melanggar hak asasi manusia mereka dengan tidak mengambil tindakan yang memadai untuk menghentikan krisis iklim yang sedang berlangsung.
- Leah Namugerwa
Di usianya yang baru 15 tahun, Leah Namugerwa dikenal sebagai “pejuang iklim” di Uganda. Dia telah memimpin kampanye menentang kantong plastik dan deforestasi juga telah bergabung dengan gerakan iklim setelah terinspirasi seorang aktivis Greta Thunberg dalam sebuah laporannya yang disiarkan sebuah stasiun TV tentang kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor yang disebabkan oleh perubahan iklim di Uganda.
- Kelvin Doe
Kelvin Doe menginspirasi banyak anak muda di Sierra Leone setelah menjadi salah satu penemu paling terkenal di negara tersebut. Pada usia 13 tahun, Kelvin memberi daya pada rumah-rumah di lingkungannya dengan baterai yang terbuat dari asam, soda, dan logam dalam cangkir timah. Ia juga berhasil membangun sebuah stasiun radio komunitas dengan menggunakan komponen dari bahan daur ulang.
- Hilde Lysiak
Hilde Lysiak merupakan anggota termuda dari Society of Professional Journalists atas dedikasinya dalam serangkaian tulisan tangan yang dibuatnya sejak usia 7 tahun. Diakuinya kegiatannya tersebut merupakan bagian dari keinginanya untuk menjadi jurnalis. Hingga saatnya Hilde pada April 2016 menulis sebuah headline tentang kejadian pembunuhan di lingkungannya di Pennsylvania dan terus melakukan kegiatan menulis jurnal dan serangkaian buku anak-anak berdasarkan kehidupan nyata.
- Zuriel Oduwole
Zuriel adalah seorang advokat pendidikan untuk anak perempuan di Afrika dan pembuat film. Hingga saat ini, remaja berusia 17 tahun ini telah mewawancarai lebih dari 30 kepala negara, menciptakan 7 film dokumenter, dan terus mengadvokasi pendidikan bagi anak-anak perempuan di Afrika.
- Christopher Paolini
Paolini menulis novel pertamanya, sebuah epik fantasi berjudul ‘Eragon’ di usia 15 tahun. Pada tahun 2003, ketika ia berusia 19 tahun, buku itu diterbitkan oleh Knopf dan menjadi buku terlaris. Tiga tahun berselang, film Eragon pun hadir. Pada 2011, Paolini diakui oleh Guinness World Records sebagai penulis termuda dari seri fantasi.