Merebaknya wabah virus corona di hampir seluruh negara dunia mau tak mau membawa dampak pada dunia pendidikan. Terhitung sejak Maret lalu, pemerintah pun secara resmi memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah. Sementara sejumlah Ujian, jika tidak dibatalkan, ya diundur. Seperti halnya yang berlaku pada UTBK 2020.
Ya, alih-alih membatalkan ini seperti halnya Ujian Nasional, Pemerintah memutuska untuk tetap menggelar UTBK-SBMPTN di tengah pandemik Covid-19. Hanya saja, UTBK yang sejatinya dilaksanakan bulan April, diundur menjadi bulan Juli. Pun demikian dengan SBMPTN.
SBMTPN atau Seleksi Bersama perguruan Tinggi Negeri sendiri, seperti diketahui, merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan menggunakan hasil UTBK sebagai syarat utamanya. Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK 2020 adalah tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di Indonesia.
Keunggulan pelaksanaan UTBK oleh LTMPT adalah dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta yang banyak dan waktu yang cepat serta hasil tes diberikan secara individu. Tahun ini, UTBK dapat diikuti oleh siswa lulusan tahun 2018, 2019, dan 2020 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2018, 2019, dan 2020 dengan maksimal umur 25 Tahun.
Nah, ngomong-ngomong soal UTBK 2020, tahu nggak sih kalau ternyata jadwal bukan satu-satunya yang berubah, sebagai dampak dari merebaknya virus corona? Ya, selain itu materi yang akan diujikan juga ikut berubah. Dari yang sebelumnya meliputi Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA), kini mnejadi hanya Tes Potensi Skolastik (TPS) saja.
Hanya TPS Saja
Tes Potensi Skolastik (TPS) bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Kemampuan ini meliputi kemampuan penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, serta kemampuan memahami bacaan dan menulis.
Kemampuan penalaran umum disini meliputi penalaran bacaan (membaca teks tabel atau grafik, paragraph argumentative, memahami informasi dalam bacaan, analisis dari tabel/grafik/kurva yang disertakan dalam teks bacaan); dan penalaran kuantitatif (operasi bilangan bulat, pecahan, perbandingan, aritmatika, persamaan linear, pola bilangan, dan lain-lain).
(Baca juga: 5 Fakta Penting UTBK-SBMPTN 2020)
Pengetahuan Kuantitatif meliputi Aljabar, aritmatika, geometri, peluang, kecukupan data ya/tidak, fungsi, statistika, dan lain-lain. Kemampuan pengetahuan dan pemahaman Umum termasuk soal Bahasa Indonesia dan sebagian Bahasa Inggris.
Sedangkan kemampuan pemahaman bacaan dan menulis termasuk pemahaman inti paragraf, kesimpulan, pesan tersirat, dan lain-lain; serta penggunaan EYD yang tepat. Pengetahuan tentang idiom, anonym, sinonim, identifikasi wacana, mencari informasi dari bacaan.
Perlu diketahui juga, bahwa bahasa yang digunakan pada TPS sebagian menggunakan bahasa Inggris. OLeh karena itu, siswa perlu menyiapkan diri dengan cara berlatih soal sesering mungkin dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.
Berbeda dengan TPS, TKA atau Tes Kompetensi Akademik sejatinya akan mengukur pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah. Kemampuan akademik sangat diperlukan siswa untuk bisa berhasil dalam menempuh pendidikan tinggi. Target utama tes ialah mendapatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dengan kata lain, HOTS akan melihat sejauh mana penguasaan materi pelajaran yang dimiliki siswa.
Sementara itu, mengacu pada informasi yang didapat di laman LTMPT, kelompok Ujian pada UTBK dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu Kelompok Ujian Sains dan Teknologi (Saintek) dan Kelompok Ujian Sosial dan Humaniora (Soshum).