Pernahkah kalian memperhatikan es batu yang ada di dalam secangkir minuman? Katakan saja ketika kalian minum sirup atau sekedar air putih dengan es batu. Disana terlihat bahwa es batu itu mengapung bukan? Nah, kenapa ya kira-kira?
Tidak seperti benda padat lainnya yang memiliki massa, yang pada prinsipnya akan tenggelam di dalam air, es batu tidak tenggelam alias mengapung. Dan ini bukan tanpa alasan. Ini terjadi tidak lain karena es batu memiliki massa jenis yang lebih kecil ketimbang air.
Jadi begini ceritanya, molekul air pada dasarnya terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Dimana di dalam air panas, molekul-molekulnya ini melekuk, meregang, berputar, dan bergerak-gerak dengan bebas. Sementara di dalam air dingin yang suhunya lebih rendah, energi gerak molekul ini juga menurun. Dengan begitu, gerakan molekulnya pun lebih sedikit. Molekul ini menempati ruang yang lebih sempit di air.
(Baca juga: Kenapa Kita Punya Tanda Lahir?)
Ketika air berubah menjadi es, maka molekul air akan menyesuaikan diri mereka sendiri sehingga mampu menciptakan ruang antar molekul yang belum ada sebelumnya.
Para ilmuwan menegaskan bahwa fenomena tersebut ada hubungannya dengan kepadatan. Dimana sebuah benda yang lebih padat, seperti batu pasti akan tenggelam ke dasar. Lain halnya ketika suatu benda memindahkan cairan dengan berat yang sama dengan beratnya sendiri. Maka ia akan mengapung.
Es memiliki massa jenis 0,92 gr/mL yang artinya 1 mL es hanya memiliki berat 0,92 gram atau 1 L es memiliki massa 920 gram (0,92 Kg). Karena massa jenis air lebih besar dibandingkan es, makanya es batu mengapung di atas permukaan air.
Singkatnya, benda-benda yang bisa mengapung di atas permukaan air memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan air. Batu atau benda padat lain yang tenggelam dalam air adalah benda-benda yang memiliki massa jenis jauh lebih besar dibandingkan air.