Sepanjang sejarah, banyak konflik yang terjadi akibat banyak faktor. Baik itu perbedaan ras, maupun perebutan wilayah kekuasaan. Walaupun konflik merupakan hal yang biasa di masyarakat, kebanyakan dapat berakhir dengan perang hingga penumpahan darah. Salah satu konflik yang terjadi di Asia Selatan adalah konflik antara India dan Pakistan dan masih berlangsung hingga hari ini.
Konflik ini terjadi akibat perebutan wilayah Kashmir. Kashmir merupakan wilayah lembah yang berlokasi di ujung barat Pegunungan Himalaya. Kashmir dikenal sangat subur karena dialiri air lembah dari sungai-sungai dan dikelilingi pegunungan.
Kashmir terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu Jammu, Kashmir, dan Ladakh. Kashmir juga berbatasan dengan tiga negara yang berbeda, yaitu India, Pakistan, dan Cina. Di tahun 1947, Kashmir resmi menjadi wilayah sendiri. Di tahun yang sama, India dan Pakistan juga memperoleh kemerdekaan dari Inggris Raya.
Mulanya, Kashmir tidak ingin bergabung ke Pakistan maupun India, hingga akhirnya pasukan Pakistan menyerang Kashmir. Maharaja Kashmir kemudian menandatangani surat perjanjian yang menyatakan akan bergabung dengan India. Tapi, Pakistan tidak menganggap bahwa surat tersebut sebagai dokumen resmi. Sejak saat itu, Pakistan dan India mulai berperang untuk memperebutkan ‘Surga di Bumi.’
(Baca juga: Konflik di Timur Tengah, Latar Belakang Konflik AS dan Iran)
Di tahun 1965, Pakistan memperoleh sebagian kecil wilayah Kashmir. Di tahun berikutnya, kedua belah pihak menarik pasukannya dari Kasmir. Tapi, India dan Pakistan kembali berperang dari tahun 1971-1972. Akhirnya, dibuatlah Perjanjian Simla yang menunjukkan wilayah-wilayah Kashmir yang berada di bawah kekuasaan India dan mana yang berada di bawah kekuasaan Pakistan. Tapi, kedua negara tersebut masih berseteru mengenai perbatasan wilayah.
Di tahun 1974, kelompok oposisi meminta pemerintah India untuk mengeluarkan referendum otonomi konstitusi sebagai bentuk perjanjian antara Kashmir dan India. Di tahun 1989, para militan Kashmir yang berada di bawah kekuasaan India mulai bergerak. India menuduh Pakistan telah mempersenjatai kelompok tersebut.
Di tahun 1999, India dan Pakistan kembali berperang karena pasukan bersenjata melintasi batas wilayah administrasi India. Di tahun 2003, Perdana Menteri India Atal Bihari Vajpayee mengadakan pertemuan dengan Presiden Pakistan Pervez Musharraf di Islamabad dengan tujuan diplomatik. India menyetujui usulan Pakistan untuk melakukan gencatan senjata di Kashmir.
Di tahun 2016, Pakistan dan India berdebat setelah 18 tentara India terbunuh oleh kelompok militan di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Tidak lama setelahnya, dua tentara Pakistan juga terbunuh dalam perang dengan pasukan India di wilayah perbatasan.
Konflik berdarah antara India dan Pakistan yang masih berlangsung hingga saat ini tentu memberikan dampak yang cukup signifikan. Pertama, konflik menyebabkan tingginya tingkat pengungsi yang ingin menyelamatkan diri dari pertempuran. Kedua, banyak korban jiwa merupakan rakyat Kashmir.
Konflik juga menyebabkan ekonomi di wilayah Kashmir kehilangan kestabilan dan menimbulkan ancaman geopolitik yang belum berakhir hingga saat ini.