Kalau kalian ingat materi sejarah khususnya zaman kerajaan Hindu-Buddha, kalian pasti familiar dengan sistem kasta. Masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas sosial, seperti brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Hal tersebut dikenal juga sebagai stratifikasi sosial.
Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat atau hierarkis. Max Weber juga memiliki definisinya sendiri mengenai ini. Menurutnya, stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat ke dalam sistem sosial tertentu. Tiga komponen yang ia percaya mendorong adanya golongan-golongan masyarakat adalah kekuasaan, privilese, dan prestise (power, wealth, prestige).
Dasar Pembentukan
Ada beberapa dasar pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu kekayaan, kekuasaan dan wewenang, kehormatan, serta pendidikan.
Kekayaan merujuk pada materi kebendaan yang dapat dijadikan ukuran penempatan masyarakat dalam lapisan sosial. Semakin kaya seseorang, maka semakin tinggi pula kedudukan mereka di masyarakat. Sementara itu, kekuasaan dan kewenangan turut menjadi tolok ukur penempatan golongan masyarakat ke dalam lapisan sosial tertentu. Biasanya, pejabat politik maupun penguasa industri berada di lapisan teratas.
Ukuran kehormatan sedikit berbeda dengan faktor lainnya karena kehormatan didasari pada perlakuan masyarakat terhadap tokoh tertentu, contohnya saja pemuka agama yang dihormati. Terakhir adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kedudukannya dalam masyarakat.
Jenis-Jenis
Stratifikasi sosial memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah stratifikasi tertutup, terbuka, dan campuran.
Stratifikasi tertutup adalah jenis stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan adanya perpindahan. Contohnya adalah sistem kasta di Bali. Selanjutnya, stratifikasi terbuka adalah jenis stratifikasi yang memungkinkan terjadinya perpindahan, baik penurunan maupun kenaikan kelas. Contohnya adalah perubahan status karena kekayaan.
(Baca juga: Definisi Lembaga Sosial dan Jenis-Jenisnya)
Jenis yang terakhir adalah stratifikasi sosial campuran. Stratifikasi jenis ini terjadi dalam masyarakat heterogen yang memungkinkan adanya perpindahan dengan syarat. Contohnya saja pedagang Bali dari kasta Waisya yang menjadi pengusaha sukses di Jakarta. Begitu ia kembali, ia akan menempati kasta yang lebih tinggi.
Unsur-unsur
Terdapat dua unsur dalam stratifikasi sosial, yaitu status dan peran. Status dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu Ascribed Status, Achieved Status, dan Assigned Status.
Ascribed Status adalah status yang melekat karena kelahiran, contohnya adalah jenis kelamin, ras, maupun kasta. Seseorang yang lahir di keluarga kerajaan akan berstatus sebagai anggota kerajaan.
Sementara itu, Achieved Status adalah status sosial yang diperoleh karena kerja keras atau usaha sendiri. Contohnya adalah anak petani yang berasal dari keluarga miskin, tapi menjadi pengusaha sukses.
Assigned Status adalah status yang dimiliki seseorang karena pemberian dari masyarakat. Contohnya adalah status Tuan Guru diberikan pada orang yang berjasa atau dianggap mulia di lingkungannya.