Mahkluk hidup melakukan reproduksi untuk menurunkan sifat-sifat genetik induknya sekaligus menjaga keberlangsungan spesiesnya di kemudian hari. Cara dari reproduksi ini bermacam-macam, salah satunya dengan proses polinasi atau penyerbukan pada tumbuhan khususnya bunga.
Polinasi atau penyerbukan adalah proses jatuhnya serbuk sari ke permukaan kepala putik pada bunga yang sama atau bunga yang lainnya. Peristiwa penyerbukan ini merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji.
Proses penyerbukan ini hanya akan terjadi jika butir serbuk sari sampai kepada stigma “kepala putik”, dimana dalam keadaan normal ia akan menyerap cairan yang dihasilkan oleh putik maka akan membengkak dan berkecambah.
Polinasi atau penyerbukan yang sukses akan juga diikuti dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Dalam bakal biji tersebut terjadilah proses yang disebut pembuahan.
Jenis Polinasi atau Penyerbukan
Ada dua jenis polinasi atau penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan atau bunga, yaitu polinasi abiotik (penyerbukan sendiri) dan polinasi biotik (penyerbukan dengan bantuan hewan).
Polinasi Abiotik
Polinasi abiotik mengacu pada situasi dimana penyerbukan dimediasi tanpa keterlibatan organisme lain. Umumnya, hanya 10 persen dari tanaman berbunga diserbuki tanpa adanya bantuan dari hewan.Bentuk yang paling umum dari penyerbukan abiotik ini secara anemofili atau penyerbukan oleh angin.
(Baca juga: Gerak Pada Makhluk Hidup (Tumbuhan))
Disamping itu pula, ada hidrofili yaitu penyerbukan oleh air dan terjadi pada tanaman air yang melepaskan serbuk sarinya langsung ke dalam air, baik dipermukaan maupun terendam air. Serbuk sari tersebut masa jenisnya lebih berat dari air, sehingga benang sari tenggelam dan menempel pada kepala putik.
Adapun beberapa contoh tanaman yang melakukan polinasi atau penyerbukan abiotik oleh angin yaitu jagung dan padi. Kedua tanaman ini memiliki bunga yang kecil dan tangkai bunga yang mudah bergoyang bila tertiup angin,
Polinasi Biotik
Polinasi biotik ini merupakan proses penyerbukan membutuhkan bantuan organisme yang membawa atau memindahkan serbuk sari dari anther ke bagian reseptif dari putik. Di alam liar ada sekitar 200 ribu jenis hewan penyerbuk, yang sebagian besar merupakan serangga.
Entomophily atau penyerbukan oleh serangga sering terjadi pada tanaman yang memiliki kelopak berwarna dan aroma yang kuat. Hal tersebut untuk menarik serangga seperti lebah, tawon, semut (Hymenoptera), kumbang (coleoptera), ngengat dan kupu-kupu (lepidoptera) dalam dalam menyebarkan serbuk sarinya.
Pada umumnya serbuk sari yang dihasilkan lengket, sehingga mudah melekat pada kaki serangga dan bisa memindahkan serbuk sari ke putik. Salah satu contoh tumbuhan yang menarik bagi serangga yaitu bunga matahari yang memiliki warna cerah dan menghasilkan nektar. Ciri tersebut, menjadi daya tarik bagi serangga khususnya lebah untuk hinggap dan menghisap nektar.
Dalam zoophily, penyerbukan dilakukan oleh vertebrata seperti kelelawar dan burung, khususnya jenis Kolibri, sunbirds, spiderhunters, honeyeaters, dan kelelawar buah. Tanaman yang biasanya dibantu penyerbukannya oleh kelelawar dan ngengat memiliki kelopak putih dan aroma yang kuat.
Sedangkan tanaman yang menggunakan burung sebagai penyerbuk cenderung untuk mengembangkan kelopak merah dan jarang mengembangkan aroma karena beberapa burung bergantung pada indera penciuman untuk menemukan makanan nabati. Misalnya, bunga cangkring atau dadap (Erythrina Variegata).