Seperti manusia, binatang seperti katak juga mengalami perjalanan hidup dari dikeluarkan hingga mati. Hal ini disebut juga siklus hidup, yakni serangkaian perubahan dan pertumbuhan dalam pengembangan suatu organisme dari awal kehidupan hingga dewasa dan menghasilkan keturunan. Nah, siklus hidup katak tak berbeda jauh.
Katak yang merupakan binatang amfibi pemakan serangga dan hidup di air tawar atau di daratan mengawali siklus hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, atau di tempat-tempat basah lainnya. Sekali bertelur, binatang ini biasanya bisa menghasilkan 5000 hingga 20.000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Siklus hidup katak berlanjut, dengan menetasnya telur-telur katak menjadi berudu atau kecebong, yang secara tampilan mirip ikan gendut, sebelum akhirnya perlahan-lahan memiliki kaki belakang. Lalu diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil atau katak muda. Proses ini biasanya berlangsung selama 6 minggu.
Di usia 12 hingga 16 minggu (katak dewasa), katak ini kemudian kawin. Umumnya ini terjadi pada waktu-waktu tertentu seperti saat bulan mati atau ketika menjelang hujan. Pembuahan pada katak dilakukan di luar tubuh (eksternal). Dimana katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
(Baca juga: Memahami Siklus Krebs pada Respirasi Sel)
Telur tersebut lantas berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, sebelum akhirnya berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat. Inilah proses yang dikenal dengan metamorfosis.
Meski begitu, tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya, telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembap atau berair.