Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal tiga bentuk zat, yaitu padat, gas, dan cair. Zat cair sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan dan suspensi. Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih yang molekulnya terlarut sempurna. Sementara itu, suspensi adalah campuran heterogen yang tidak memiliki susunan seragam secara keseluruhan. Di antara larutan dan suspensi, terdapat sistem koloid.
Nah, apa ini? Ini adalah sistem heterogen di mana satu zat terlarut (fase terdispersi) sebagai partikel yang sangat halus pada substansi lain (medium pendispersi). Contoh dari sistem ini adalah jeli, mentega, dan susu.
Dalam larutan, kita mengetahui terdapat dua komponen, yaitu pelarut dan zat terlarut. Sementara itu dalam sistem koloid, komponen penyusunnya adalah medium pendispersi dan fase terdispersi. Medium pendispersi merupakan komponen dalam jumlah besar, sementara fase terdispersi merupakan komponen dalam jumlah kecil.
Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan kondensasi.
Dispersi
Dispersi adalah proses pembuatan yang berasal dari partikel yang lebih kasar dari koloid. Pembuatan dengan cara dispersi terdiri dari tiga jenis, yaitu mekanik, busur bredig, dan peptisasi.
Pada cara mekanik, sistem ini dibuat dengan cara penggerusan dan penggilingan. Bisa juga dilakukan lewat pengadukan dan pengocokan. Cara ini umum dilakukan dalam pembuatan sol belerang.
(Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Sistem Koloid?)
Sementara itu, metode busur bredig dilakukan dengan meletakkan logam yang akan dibuat sistem heterogen ini pada kedua ujung elektroda. Elektroda tersebut kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Panas kuat yang dihasilkan oleh percikan listrik menguapkan logam yang akan mengembun membentuk partikel ukuran koloid. Metode ini biasanya digunakan untuk membuat sol koloid dari logam seperti emas, platinum, dan lain-lain.
Pembuatan dengan cara dispersi yang terakhir adalah peptisasi. Peptisasi adalah proses mengubah endapan menjadi sol koloid dengan mengocoknya menggunakan medium pendispersi dengan sedikit elektrolit. Selama peptisasi, endapan mengadsorpsi salah satu ion elektrolit di permukaannya. Ini menghasilkan pengembangan muatan positif atau negatif pada endapan yang akhirnya memecah menjadi partikel yang lebih kecil dari ukuran koloid. Contohnya adalah pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida dengan cara mengalirkan gas asam sulfida.
Kondensasi
Selain dispersi, ada juga yang disebut kondensasi. Pada kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau pergantian pelarut.
Reaksi redoks biasa digunakan dalam pembuatan sol belerang dan sol emas. Sementara itu, reaksi hidrolisis digunakan dalam pembuatan sol Fe(OH)3. Dekomposisi rangkap atau pergantian pelarut dilakukan dalam pembuatan koloid As2S3.