Selain virus corona dan Covid-19, epidemiologi mungkin merupakan kata lainnya yang sering kita dengar belakangan ini. Paling tidak selama 4 bulan terakhir, terhitung sejak virus corona pertama kali muncul ke permukaan pada akhir Deseber 2019 lalu. Epidemiologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, serta faktor-faktor yang dapat memengaruhi keadaan tersebut.
Saat ini, seperti diungkapkan Dr. Anton Muhibuddin dari Universitas Brawijaya, epidemiologi telah berkembang pesat baik dari segi pendalaman maupun perluasan ilmu. Ini ditandai dengan epidemiologi yang kini mencakup epidemiologi bidang pertanian agrokompleks (termasuk perikanan, perkebunan, prikanan) dan mikrobiologi. Sementara dari segi pendalaman, epidemiologi diantaranya meliputi peramalan yang berbasis komputer dan pengelolaan agroekosistem.
Dalam perjalanannya, ilmu epidemiologi diaplikasikan untuk melakukan investigasi terhadap suatu kejadian yang berhubungan dengan kesehatan agar bisa dikontrol. Sebagai misal, saat terjadi wabah seperti sekarang ini.
Untuk memahami lebih jauh mengenai epidemiologi, ada beberapa istilah yang perlu kita ketahui, diantaranya wabah, epidemi dan pandemi.
(Baca juga: Virus Corona Jadi Pandemi Global, Apa Sih Pengertian Pandemi?)
Jika mengacu pada Wikipedia, wabah merupakan istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang. Wabah bisa terjadi secara terus menerus, mulai dari hitungan hari hingga tahun. Dan tidak hanya di satu wilayah, tetapi juga bisa meluas ke daerah atau negara lain.
Wabah sangat berkaitan dengan epidemi, dimana epidemi bisa diartikan sebagai penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju “ekspektasi” (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga.
Salah satu contoh epidemi adalah apa yang terjadi di tahun 2003, ketika penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) mewabah di seluruh dunia dan menelan korban ratusan jiwa.
Sementara itu, pandemi – berasal dari bahasa Yunani pan yang artinya semua dan demos yang artinya orang, merupakan epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi tidak ada hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban atau infeksi. Akan tetapi, ini berhubungan dengan penyebaran secara geografis.
Sepanjang sejarah, sejumlah pandemi penyakit telah terjadi, seperti cacar (variola) dan tuberkulosis bertahun-tahun yang lalu, hingga Covid-19 seperti yang kita alami saat ini. Adapun salah satu pandemi yang paling menghancurkan adalah maut hitam, yang menewaskan sekitar 75–200 juta orang pada abad ke-14.
Penyakit yang umum yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi disebut sebagai endemi. Contoh penyakit endemi adalah malaria di sebagian Afrika (misalnya, Liberia). Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada suatu waktu dalam masa hidupnya.