Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sejumlah teori mengenai atom dikembangkan oleh para ilmuwan. Salah satunya adalah J.J Thomson, yang teorinya lebih dikenal dengan teori atom Thomson. Pada bahasan sebelumnya, kita sudah membahasa mengenai pengertian dari atom. Dimana atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang mengambil bagian dalam reaksi kimia. Ukurannya yang sangat kecil membuatnya tidak dapat dilihat, bahkan menggunakan mikroskop cahaya terkuat sekalipun. Adapun atom yang terkecil adalah atom pada hidrogen.
Pada tahun 1897, dengan menggunakan metode tabung sinar katode yang sebelumnya ditemukan oleh Michael faraday (1791-1867), maka Thomson menentukan rasio massa (m) terhadap muatan listrik (e) untuk sinar katode. Berdasarkan rasio m/e ini Thomson menyimpulkan bahwa sinar katode merupakan partikel dasar bermuatan negatif penyusunan suatu atom.
Sinar katode kemudian dikenal sebagai elektron, yaitu istilah yang pertama kali diusulkan oleh George Stoney pada tahun 1874. Model teori atom Thomson ini juga dikenal sebagai model semangka atau pudding buah plum karena elektron dalam lingkup muatan positif sama seperti buah kering dalam pudding natal bulat atau lebih dikenal dengan teori roti kismis.
(Baca juga: Model-Model Atom, Ada Apa Saja?)
Teori atom Thomson berkesimpulan bahwa atom merupakan bola massif atau pejal yang bermuatan positif. Dimana, atom terdiri dari bola bermuatan positif dan electron tertanam didalamnya. Disamping itu, ia berpendapat bahwa atom bermuatan netral karena memiliki muatan negatif dan positif dalam besaran yang sama.
Namun, model teori atom Thomson ini tidak berumur panjang. Setelah dipublikasikan kurang lebih 10 tahun maka mulai muncul kelemahan dari teori tersebut. Teori ini dinilai tidak dapat menjelaskan dinamika reaksi kimia yang terjadi antaratom. Bahkan, ketidaksempurnaan dari teori atom Thomson ini ditunjukan oleh salah seorang murid Thomson yang bernama Ernest Rutherford.
Adapun beberapa kelemahan yang dimaksud adalah, tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas yang dikemukakan oleh Rutherford, dan tidak dapat menjelaskan adanya inti atom.