Di zaman yang serbateknologi ini, sulit rasanya membayangkan hidup tanpa listrik. Mulai dari kulkas, televisi, kipas angin, AC, bahkan smartphone yang kita gunakan sehari-hari membutuhkan daya dari listrik. Kita memperoleh listrik dari banyak sumber, seperti batu bara dan tenaga air. Energi tersebut diubah menjadi listrik menggunakan generator yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik.
Elektromagnetik tidak sengaja ditemukan oleh Hans Christian Oersted, yaitu seorang ahli fisika dan kimia asal Denmark. Dalam eksperimennya, ia menemukan prinsip elektromagnetisme yang kemudian berguna dalam berbagai aplikasi kelistrikan. Induksi elektromagnetik sendiri kemudian dikembangkan oleh Michael Faraday, sehingga dapat digunakan dalam pembangkitan listrik.
Tapi, apa sebenarnya induksi elektromagnetik itu?
Induksi elektromagnetik adalah fenomena timbulnya arus listrik karena adanya perubahan fluks magnetik. Fluks magnetik merupakan banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Di tahun 1821-lah Michael Faraday menemukan bahwa perubahan medan magnet rupanya mampu menimbulkan arus listrik.
Gaya gerak listrik yang muncul akibat perubahan jumlah garis gaya magnet disebut dengan istilah GGL induksi. Sementara itu, arus yang mengalir dinamakan arus induksi dan peristiwanya disebut dengan induksi elektromagnetik.
Terdapat tiga faktor yang memengaruhi besar GGL induksi. Pertama adalah kecepatan perubahan medan magnet. Semakin cepat perubahan medan magnet, maka semakin besar pula GGL induksi yang timbul. Kedua adalah banyaknya lilitan. Semakin banyak lilitan akan menghasilkan GGL induksi yang semakin besar. Terakhir adalah kekuatan magnet. Gejala magnet yang kuat dapat menimbulkan GGL induksi yang semakin besar pula.
(Baca juga: Gelombang Elektromagnetik, Definisi dan Sifatnya)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, induksi elektromagnetik digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Pembangkit listrik yang menggunakan induksi elektromagnetik adalah generator dan transformator.
Generator adalah alat yang mampu mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus searah (DC) atau dinamo dan generator arus bolak-balik (AC) atau alternator. Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu dengan memutar kumparan dalam medan magnet sehingga timbul GGL induksi.
Sementara itu, transformator atau trafo adalah alat yang mampu mengubah tegangan AC dengan memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer ke kumparan sekunder. Trafo menghasilkan GGL pada kumparan sekunder karena medan magnet yang berubah-ubah akibat aliran arus bolak-balik pada kumparan primer. Arus tersebut kemudian diinduksikan oleh besi lunak ke dalam kumparan sekunder.
Trafo terbagi ke dalam dua jenis, yaitu trafo step-up dan step-down. Trafo step-up berfungsi untuk menaikkan tegangan AC sumber, sementara trafo step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber.