Dalam kehidupan bermasyarakat bukan hal yang mengherankan jika saling bergotong royong dalam menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan sekitar. Misalnya, dengan bekerjasama membersihkan lingkungan sekitar pada akhir pekan. Hal ini merupakan salah satu contoh tindakan sosial di lingkungan masyarakat. Tapi tahukah kaian pengertian dari tindakan sosial itu?
Tindakan sosial merupakan salah satu konsep penting dalam ilmu sosial. Dimana, tindakan sosial ini adalah tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Adapun ciri-ciri tindakan sosial antara lain tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain, tindakan sosial mempunyai arah dan akibat, dan tindakan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain.
Pada hakekatnya ada 3 teori dalam bidang sosiologi yang bisa mendefinisikan pengertian dari tindakan sosial ini, yaitu teori interaksionisme simbolik, teori definisi situasi, dan teori dramaturgi.
1. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik ini merupakan salah satu teori yang banyak digunakan dalam penelitian sosiologi. Dimana, teori ini memiliki asumsi bahwa manusia membentuk makna melalui proses komunikasi. Teori ini berfokus pada pentingnya konsep diri dan persepsi yang dimiliki individu berdasarkan interaksi dengan individu lainnya.
(Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri dan Syarat Terjadinya)
Teori ini dikemukakan oleh George Herbert Mead. Menurutnya interaksi yang dilakukan manusia adalah dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda yang memiliki makna. Ada 3 pokok pikiran dalam interaksionisme simbolik ini yaitu ; manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, makna diciptakan dalam interaksi antar manusia, dan makna dimodifikasi melalui interpretasi.
Contoh umum yang ada dimasyarakat adalah ketika ada orang yang meninggal dunia, untuk memberi tanda bahwa ada yang sedang berkabung atau berduka maka warga akan memberikan simbol atau tanda bendera kuning disekitaran lingkungan rumah duka. Hal ini lakukan untuk menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya bahwa ada yang meninggal dunia.
2. Teori Definisi Situasi
Terori berikutnya yang mendefinisikan pengertian dari tindakan sosial adalah teori definisi situasi. Teori ini dikemukakan oleh W.I. Thomas, dimana dituturkan bahwa manusia tidak langsung bereaksi ketika mendapatkan rangsangan dari luar. Tindakan seseorang selalu didahului suatu tahap penilaian dan pertimbangan atau rangsangan dari luar diseleksi melalui proses penafsiran situasi atau pembuatan definisi yang kemudian menghasilkan sebuah makna.
Salah satu contohnya tentang seseorang yang memberi salam maka rangsangan yang akan terjadi adalah balasan salam yang diseleksi dan diberi makna terlebih dahulu. Misalnya, seorang gadis mendapat ucapan salam dari seorang pria yang belum dikenalnya, kemudian dia menafsirkan bahwa salam dari pria tersebut tidak dilandasi itikad baik, maka gadis tersebut cenderung memberikan reaksi berupa tindakan yang sesuai dengan penafsirannya misalnya mengabaikan salam tersebut.
3. Teori Dramaturgi
Teori ini pertama dicetuskan oleh Erving Goffman pada tahun 1959 yang termuat dalam karyanya yang berjudul “Presentation of Self in Everyday Life”.Dramaturgi adalah teori yang mengemukakan bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan manusia.
Dramaturgi merupakan pendalaman dari konsep interaksi sosial, yang menandai ide-ide individu yang kemudian memicu perubahan sosial masyarakat menuru era kontemporer. Teori Dramaturgi ini muncul sebagai reaksi atas konflik sosial dan rasial dalam masyarakat.
Salah satu contohnya, pesepakbola yang terlihat tegas dan galak dalam menghadapi lawan di lapangan hijau, namun ketika pulang ke rumah dia menjadi orang yang lembut dan periang sesaat setelah bertemu dengan anak dan istrinya.