Revolusi budaya yang berlangsung di Eropa sekitar abad ke 16 telah mengubah dan membuka pikiran manusia yang selama ini terkungkung oleh dominasi para bangsawan dan agamawan. Dunia semakin berkembang menuju abad baru dan lahir lah pemikiran-pemiran baru, salah satunya menjadi paham-paham besar di dunia seperti Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, Demokrasi, dan Pan-Islamisme yang berkembang di Timur tengah.
1. Nasionalisme
Nasionalisme dalam bahasa latin terdiri atas dua kata yaitu natio yang berarti bangsa dan isme yang berarti paham. Jadi, secara bahasa nasionalisme merupakan sebuah paham yang menciptakan, mempersatukan, serta mempertahankan kedaulatan wilayah atau sebuah negara yang memiliki kesamaan dalam konsep identitas seperti kesamaan budaya, bahasa, wilayah, dan cita-cita.
Paham nasionalisme ini lahir di Eropa sebagai reaksi atas penguasaan daerah-daerah di Eropa oleh Napoleon Bonaparte (1804-1815). Pada saat itu, tumbuh semangat nasionalisme dari bangsa-bangsa di Eropa untuk membebaskan tanah airnya dari cengkraman kekuasaan Napoleon Bonaparte dari Prancis.
Maka, setelah memperoleh keberhasilan berdirilah negara-negara baru di Eropa yang berdasarkan alasan kebangsaan (nation) seperti negara Belgia yang memisahkan diri dari Belanda.
2. Liberalisme
Paham-paham besar di Dunia lainnya adalah Liberalisme atau liberal yang merupakan salah satu ideologi dan tradisi politik yang berdasarkan kepada kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Paham liberalisme mencita-citakan kemasyarakatan yang bebas berfikir untuk setiap individu dan menolak adanya batasan-batasan yang khususnya mengenai pemerintahan dan agama.
(Baca juga: Kilas Balik 4 Revolusi Besar Dunia)
Peristiwa Revolusi Perancis menjadi awal terbentuknya Liberalisme, yang disebabkan adanya kesenjangan sosial yang sangat kontras. Pada saat itu masih banyak terdapat diskriminasi berupa penggolangan masyarakat di negara Perancis dimana golongan tertentu mendapatkan perlakuan istimewa yang tidak di dapatkan oleh golongan lainnya.
Terbentuknya golongan liberal diawali dengan adanya revolusi, dimana masyarakat mulai menuntut hak dan kebebasan mereka. Liberalisme kemudian menyebar ke negara-negara Eropa, paham ini mendapat dukungan masyarakat negara-negara tersebut.
3. Sosialisme
Sosialisme merupakan pahan yang berbentuk sistem sosial-ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dan sangat mengutamakan kebersamaan sebagai tujuan hidup. Dalam paham ini negara sebagai kekuatan terbesar harus selalu ikut mengambil peran dalam segala aspek demi mencapai tujuan negara.
Rusia merupakan negara pertama yang menerapkan paham sosialisme yang dicetuskan oleh Karl Marx yaitu ilmu pengetahuan sebagai dasar dari sosialisme (sosialisme yang dikembangkan disini bersifat radikal). Hal ini terjadi pada masa kepemimpinan Lenin, dimana sistem ekonomi yang dianut negara Rusia adalah penguasa terbesar dari suatu negara dan tidak ada kepemilikan individu, sehingga hanya partai komunis yang boleh berdiri.
4. PAN-Islamisme
Pan-Islamisme bermula pada saat terjadi perang dunia II, para bangsa Timur Tengah mengikuti paham yang tertulis dalam al-a’mal al-kamilah dari Jamal al-Din Afghani yang kemudian berkembang menjadi gerakan untuk mempersatukan umat Islam dalam satu naungan negara Islam atau kekhalifahan.
Gerakan Pan-Islamisme ini banyak mempengaruhi rasa nasionalisme untuk memperoleh kemerdekaan di banyak wilayah Islam, seperti Turki, Mesir, India, hingga ke Indonesia. Pemikiran Afgani kelak mengilhami gerakan Ikhwanul Muslim di Mesir sampai sekarang.
5. Demokrasi
Demokrasi dalam bahasa Yunani disebut demokratia yang berarti kekuasaan rakyat dan bertolak belakang dengan paham aristocratie yang berarti kekuasaan elit. Secara umum demokrasi merupakan sistem dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, pengambilan keputusan dilakukan oleh seluruh warga negara.
Sistem pemerintahan ini dilakukan pertama kali pada zaman Yunani kuno, dimana rakyat terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masalah kenegaraan. Namun, karena suatu negara pasti tidak hanya memiliki belasan rakyat dan wilayah yang sempit, sistem ini tidak efektif untuk diterapkan dan seiring berjalannya waktu terbentuklah badan-badan perwakilan rakyat yang akan berperan sebagai wakil rakyat untuk menjalankan pemerintahan negara.