Beberapa tahun belakangan ini, kita merasakan musim kemarau yang lebih panas dari biasanya. Musim hujan pun mulai ekstrem disertai petir dan angin kencang. Jika kita perhatikan kondisi di wilayah atau negara lain, cuaca di tempat tersebut pun sejatinya tak jauh berbeda. Musim panas yang menyengat dan musim dingin yang disertai badai. Kenapa bisa begitu? Salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim.
Perubahan iklim sendiri merupkan perubahan suhu yang drastis disertai curah hujan, pola angin, dan fenomena cuaca lainnya yang tidak biasa. Perubahan ini bersifat signifikan dan terjadi pada periode waktu tertentu. Tentu saja, hal ini bukanlah berita yang bagus karena berdampak terhadap lingkungan serta makhluk hidup yang tinggal di bumi, termasuk manusia.
Bayangkan jika musim kemarau berkepanjangan dengan suhu yang tinggi dari biasanya, tanaman akan sulit tumbuh. Petani pun akan kewalahan karena gagal panen. Sementara hewan-hewan, mengalami kekeringan karena keringnya sumber airnya.
Untuk mencegah perubahan iklim semakin memburuk, ada banyak hal yang perlu kita ketahui, salah satunya mengenali terlebih dahulu penyebab-penyebabnya. Apa saja?
Aktivitas Manusia
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim. Banyak dari aktivitas manusia memberikan dampak buruk bagi alam dan lingkungan, tapi hanya segelintir saja yang peduli. Beberapa contoh kegiatan manusia yang merusak alam adalah penebangan hutan. Tidak masalah jika kita melakukan tebang-pilih dan menanam pohon sebagai ganti atas pohon yang telah ditebang, tapi sering kali kita rakus dan asal menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul.
(Baca juga: Pentingnya Memperingati Hari Pohon Sedunia)
Selain itu, manusia juga sering membangun pemukiman di daerah resapan air. Akibatnya, tanah tidak mampu menyerap air ketika hujan deras dan menyebabkan banjir. Membuang sampah dan limbah secara sembarang pun dapat merusak lingkungan serta makhluk hidup yang tinggal di area tersebut.
Efek Rumah Kaca
Aktivitas manusia pun hampir selalu melepaskan karbon dioksida ke udara, contohnya kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran lahan. Pelepasan karbon dioksida ke atmosfer dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan efek rumah kaca. Panas matahari yang sampai di bumi terperangkap di atmosfer, sehingga suhu bumi meningkat. Efek rumah kaca pertama kali dicetuskan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824.
Gas atau zat yang dapat menyerap dan memantulkan sinar inframerah disebut sebagai gas rumah kaca. Beberapa contoh dari gas rumah kaca selain karbon dioksida adalah belerang dioksida, NO2, CH4, dan CFC. Sektor pertanian dan peternakan juga ternyata menyumbang gas rumah kaca ke atmosfer. Gas rumah kaca ini yang menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan Global
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi, baik di darat maupun di laut. Walaupun namanya pemanasan global, dampak dari efek rumah kaca tidak hanya meningkatkan suhu, tapi beberapa bagian di bumi justru mengalami musim dingin yang lebih dingin. Seperti yang telah disebut di atas, perubahan suhu yang ekstrem berdampak buruk bagi tumbuhan maupun hewan yang semakin sulit untuk bertahan hidup.
Kerusakan Lapisan Ozon
Perubahan iklim juga disebabkan oleh rusaknya lapisan ozon. Lapisan ozon yang terdapat di atmosfer berperan untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari yang dapat menyebabkan kanker. Penyebab rusaknya lapisan ozon adalah berbagai jenis gas yang dilepas ke atmosfer, seperti chlorofluorocarbon (CFC), halon, bromida, karbon tetraklorida, dan senyawa klorin yang mengandung metil kloroform.