Liburan akhir tahun sudah tiba nih! Apakah kalian sudah memiliki rencana atau tempat yang dituju? Liburan merupakan kesempatan untuk kalian mengunjungi tempat-tempat yang sulit kalian datangi di minggu-minggu sekolah. Tapi, tidak masalah juga kok kalau kalian menghabiskan liburan di rumah bersama keluarga! Tiap orang punya selera masing-masing kan?
Selama liburan, kalian bisa banget lho mengisi waktu senggang dengan membaca buku. Kalau kalian pergi ke luar kota, jangan lupa masukkan buku sebagai bekal kalian di perjalanan. Kalian bisa membacanya di kereta atau di pesawat. Daripada berkutat dengan smartphone melulu? Baca buku kan lebih bermanfaat.
Nah, di sini kita akan membahas 5 buku rekomendasi yang bisa kalian baca saat liburan!
Laskar Pelangi (Andrea Hirata)
Laskar Pelangi mungkin bukan buku baru, tapi ia sempat popular dan sudah diadaptasi sebagai film. Kalau kalian sudah nonton filmnya, jangan lupa baca bukunya juga! Laskar Pelangi bercerita tentang 10 sahabat yang tumbuh besar di Pulau Belitung. Sebagai anak-anak, kehidupan mereka diisi dengan kekonyolan, suka, duka, hingga harapan dan cita-cita. Tiap anak memiliki karakter dan kelebihan uniknya masing-masing. Kesepuluh anak tersebut mungkin tidak berasal dari keluarga yang berada, tapi mereka memiliki caranya masing-masing untuk tetap menikmati keseharian mereka.
Andrea Hirata menulis ini berdasarkan kisah nyata dan mendedikasikan Laskar Pelangi untuk guru-guru dan sahabat-sahabatnya yang ia ceritakan di dalam novel. Penuturannya yang cerdik dengan gaya bahasa yang ringan membuat Laskar Pelangi menjadi karya sastra yang layak juga dibaca oleh remaja. Banyak pesan yang bisa didapat dan perspektif baru yang ditawarkan.
Kalau kalian memilih buku yang ingin dibaca untuk liburan, jangan lupa untuk mempertimbangkan Laskar Pelangi. Apalagi kalau kalian rencana jalan-jalan ke Bangka Belitung. Sambil liburan, kalian bisa juga mengamati lokasi tempat Ikal dan kawan-kawannya bermain di masa kecil!
Negeri 5 Menara (A. Fuadi)
Selain Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara karya A. Fuadi juga terinspirasi dari kisah nyata. Popularitasnya tidak kalah dengan novel Andrea Hirata tersebut. Negeri 5 Menara mengisahkan perjalanan Alif Fikri selama menjadi santri di Pondok Madani. Walaupun awalnya ia terpaksa, setelah menghabiskan waktu di sana perasaan Alif berubah menjadi syukur.
Di pondok pesantren tersebut, Alif bersahabat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Tanpa melihat perbedaan, keenam santri tersebut berteman dekat dan rutin berkumpul di bawah menara mesjid sambil menanti waktu maghrib. Mereka menatap awan sambil berangan-angan akan impian masing-masing.
Buku ini bisa mendorongmu untuk percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin dan kalian pun bisa mencapai cita-cita kalian.
Laut Bercerita (Leila S. Chudori)
Familiar dengan sejarah tahun 1998? Buku ini mungkin agak “berat” untuk dibawa sebagai bacaan liburan, tapi enggak ada salahnya untuk memperoleh ilmu selama liburan. Berlatar belakang kondisi Indonesia di tahun 1998, Laut Bercerita menuturkan tentang perjuangan mahasiswa bernama Biru Laut dan teman-temannya sebagai aktivis hingga disekap, diinterogasi, dan disiksa berbulan-bulan. Bahkan setelah Biru Laut menghilang, keluarganya masih berharap akan kepulangannya. Hingga akhirnya di tahun 2000, Asmara sebagai adik Biru Laut bergabung bersama Tim Komisi Orang Hilang untuk mencari jejak dari mereka yang hilang di tahun 1998.
Walaupun novel ini menceritakan perjuangan Biru Laut dan teman-temannya dalam menuntut keadilan, kita juga merasakan kehilangan yang dialami oleh keluarga dan sahabat, sakitnya pengkhianatan, dan perjuangan orang tua yang mencari kejelasan atas keberadaan anaknya. Kalau kalian membaca buku ini, siap-siap saja untuk meneteskan air mata.
Catatan Harian Anne Frank (Anne Frank)
Masih berkaitan dengan sejarah, mungkin di antara kalian ada yang pernah mendengar tentang buku ini. Betul, Catatan Harian Anne Frank atau The Diary of a Young Girl merupakan buku harian dari Anne Frank, seorang remaja korban genosida pada Perang Dunia II. Keluarganya tinggal di Belanda dan mereka terpaksa hidup dalam persembunyian selama dua tahun ketika Nazi menduduki Belanda. Anne Frank menceritakan kondisi hidup mereka yang selalu merasa kelaparan, bosan, dan dihadapkan dengan ketakutan.
Sebagai buku harian, Anne Frank dengan jujur mengungkapkan perasaannya selama dalam persembunyian. Penuturannya yang menggugah dan terkadang humoris memberikan pandangan yang menarik tentang keberanian dan kelemahan manusia. Sayangnya, isi buku harian ini berhenti ketika keluarga Anne Frank ditemukan dan mereka dipindahkan ke kamp konsentrasi.
Serupa dengan Laut Bercerita, kita juga dapat bersimpati dengan korban genosida lewat buku ini. Kita menyadari bahwa Anne Frank adalah remaja biasa dengan hobi dan cita-cita, seperti kita, dan ia bersama keluarganya diangkut secara paksa ke kamp konsentrasi hanya karena mereka Yahudi.
American Panda (Gloria Chao)
Buku rekomendasi yang satu ini lebih ringan dibandingkan buku-buku sebelumnya dan mungkin relevan untuk sebagian teman-teman. Kalau kalian tidak mau bacaan yang serius, buku ini bisa menjadi pilihan untuk kalian bawa saat liburan. Panda Amerika atau American Panda mengikuti perjalanan Mei Lu, seorang anak dari orang tua Taiwan yang tinggal di Amerika. Sesuai rencana orang tuanya, Mei tidak mengikuti tahun terakhir SMA dan langsung menjadi mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Mei didorong untuk mengikuti permintaan orang tuanya untuk menjadi dokter dan menikahi sesama Taiwan lulusan universitas Ivy League. Hanya saja, Mei tidak dapat memberi tahu orang tuanya kalau ia sebenarnya enggak tahan dengan kuman, tidur di kelas biologi, dan malah naksir Darren Takahashi yang jelas-jelas bukan orang Taiwan.
Mei kemudian bertemu dengan kakak laki-lakinya, Xing, yang diasingkan oleh keluarga karena berpacaran dengan perempuan yang salah. Sejak saat itu, Mei mulai mempertimbangkan jika ia harus hidup dengan meniti jalan yang ditentukan oleh orang tuanya. Pencarian jati diri adalah hal yang terus kita hadapi sebagai remaja. Orang tua bisa saja memberikan arahan, tapi kita sendirilah yang menentukan hidup kita. Dengan membaca buku ini, mungkin kamu pun mulai memikirkan masa depanmu dan terdorong untuk mendiskusikannya dengan orang tuamu.
