“Tuntutlah Ilmu hingga ke negeri Cina” kalian pasti sudah tidak asing dengan ungkapan ini bukan? Artinya kira-kira cari dan tuntutlah ilmu sejauh apa pun ilmu itu berada. Bahkan jika itu ada di Cina. Dipilihnya Cina sendiri bukan tanpa sebab. Diketahui, jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang, bangsa ini bahkan sudah mencapai peradabadan yang tinggi. Tapi, tahukah kalian kalau Cina juga pernah mengalami masa kelam sehingga memunculkan apa yang disebut revolusi Cina.
Revolusi sendiri bisa diartikan sebagai perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut pokok-pokok kehidupan masyarakat. Revolusi Cina ditandai adanya gerakan yang dilakukan untuk menumbangkan Dinasti Manchu dan juga dengan perubahan kebudayaan masyarakat dalam membangun kehidupan yang lebih baik.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi revolusi Cina, yaitu:
- pemerintahan Manchu telah mendapatkan pengecapan sebagai pemerintahan yang kolot.
- Kekalahan cina dalam peperangan melawan Jepang.
- Terjadinya korupsi dan pemborosan yang semakin meningkat, salah satunya di Istana Manchu.
- Munculnya kaum Intelektual Cina, yang ingin menjatuhkan dinasti Manchu dengan paham-paham yang bersumber dari barat.
- Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap dinasti Manchu.
Revolusi menumbangkan Dinasti Manchu
Tumbangnya dinasti Manchu pada akhir 1912 merupakan tonggak awal perubahan pola pikir rakyat Cina yang menjadi lebih modern dengan paham demokratis dan nasionalis yang berdampak pada pergerakan nasional rakyat Cina menghapus kebiasaan feudal yang berlangsung berabad-abad.
(Baca juga: Latar Belakang dan Dampak Revolusi Rusia)
Revolusi ini dipimpin oleh seorang revolusioner bernama Yuan Shin-Kai yang diangkat menjadi Presiden di pemerintahan baru. Namun, pemerintahan yang dijalankannya bersifat diktator bahkan membubarkan sistem parlemen di Cina dan dianggap sebagai kegagalan revolusi pertama di Cina.
Sampai akhirnya ia meninggal, pemerintah terpecah dan menjadi kacau apalagi ditambah dengan imperialism Eropa dan Jepang. Hingga muncullah penolakan dari penduduk menengah atas yang menandakan revolusi Cina atas penjajahan negara asing disana. Untuk mendukung gerakan tersebut, maka muncullah sebuah partai nasionalis oleh seorang pemimpin pasukan bernama Sun Yat-sen.
Revolusi Intelektual
Sejak awal mulanya penumbangan dinasti Manchu dan gerakan lainnya semua berawal dari adanya revolusi intelektual. Sebuah revolusi pembentukan budaya baru yang diawali oleh orang-orang berintektual pada kurun waktu 1911-1929. Selain itu, terdapat gerakan budaya baru bersifat komunis ajaran Karl Mark dengan tokoh utamanya Mao Tse-tung yang memimpin revolusi petani untuk menumbangkan kaum nasionalis yang berkuasa.
Selain dari sisi internal, revolusi Cina juga di dorong adanya beberapa faktor eksternal diantaranya perang candu I dan II. Hal ini terjadi lantaran kedatangan bangsa-bangsa asing, dimana adanya penyelundupan candu Cina oleh inggris pada abad 18 sampai abad 19. Perang Candu I berakhir karena Cina kalah dan menandatangani perjanjian Nanjing, kemudian berlanjut dengan perang Candu II dan perang ini berakhir sama dengan menandatangani perjanjian Tianjin.