Jerman Timur, atau nama resminya Republik Demokratik Jerman atau RDJ merupakan negara Blok Timur selama periode Perang Dingin. Wilayah Jerman Timur sebelumnya merupakan wilayah Jerman yang diduduki oleh pasukan Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Lahirnya Jerman timur dimulai dari adanya perjanjian Postdam yang membagi Jerman menjadi 4 wilayah, yaitu Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Uni Soviet. Jerman Timur yang “dimiliki” oleh Uni Soviet berhaluan komunis, sementara Jerman Barat berhaluan liberal-kapitalis
Pada 31 Agustus 1961, dibangunnya tembok Berlin sekaligus menjadi tanda perang dingin antara kedua belah pihak, yaitu Jerman Barat dengan Jerman Timur. Dampak yang paling terlihat dari dibangunnya tembok ini adalah adanya larangan kunjungan antara dua negara tersebut.
Pada awal tahun 1990-an, keadaan politik kedua negara mulai tidak stabil. Dimana adanya gerakan dari warga untuk menyatukan Jerman Barat dan Jerman timur. Serangkaian peristiwa sosial dan politik terjadi yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan bangkitnya pemerintahan yang berkomitmen untuk melakukan liberalisasi. Tahun 1990, pemilu terbuka diadakan, dan diikuti dengan runtuhnya Jerman Timur. Jerman pun kembali bersatu pada 3 Oktober 1990.
(Baca juga: Latar Belakang dan Dampak Revolusi Rusia)
Runtuhnya Jerman Timur dan bersatunya Jerman secara resmi ditandai oleh pertemuan Ottawa yang dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi Jerman Barat dan Jerman Timur. Ditambah empat negara pemenang dalam perang dunia II, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Unisoviet dan Prancis. Pertemuan ini seolah menegaskan kedaulatan penuh kepada negara kesatuan Jerman.
Negara Jerman yang telah bersatu lantas menjadi anggota Komunitas Eropa (kemudian Uni Eropa) dan NATO. Istilah “Penyatuan kembali” sendiri digunakan berbeda dengan persatuan awal negara Jerman pada tahun 1871.
Walaupun biasanya disebut dengan istilah “Penyatuan kembali”, ini sebenarnya merupakan suatu “penyatuan” bagi negeri Jerman kepada satu entitas yang lebih besar, yang tidak pernah ada sebelumnya. Para politisi Jerman sendiri menghindari pemakaian istilah seperti ini dan lebih suka menyebutnya sebagai die Wende atau berakhirnya pemisahan.