Siapa yang tidak kenal dengan Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan nasional yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Kisahnya yang dituangkan ke dalam sejumlah teks biografi menjadi salah satu sumber motivasi bagi kaum wanita untuk terus maju dan bangkit dalam meraih impian dan cita-citanya tanpa harus terbatasi oleh gender.
Meski perjuangan RA Kartini dilakukan pada masa lampau, bahkan sebelum kita lahir, tetapi kita bisa mengenalnya lewat buku dan teks biografi. Salah satu yang terkenal adalah buku karangan Pramoedya Ananta Toer, yang berjudul “Panggil Aku Kartini Saja”. Tapi apakah kalian tahu apa itu teks biografi dan bagaimana struktur maupun kebahasaan dari teks tersebut, sehingga dapat tersusun dengan baik?
Biografi merupakan kisah nyata mengenai kehidupan seseorang yang dituliskan oleh orang lain. Orang yang riwayatnya dituliskan dalam biografi biasanya adalah seorang tokoh yang memiliki pengalaman hidup yang luar biasa, contohnya bisa seorang kepala Negara, pengusaha, ilmuwan, seniman, sastrawan, atau yang lainnya.
Maka secara umum teks biografi dapat disimpulkan sebagai sebuah bentuk karya narasi seperti yang terdapat pada cerpen atau novel. Dimana, cerita yang disajikan secara kronologis dan mengikuti urutan waktu.
Struktur Teks Biografi
Agar teks dapat ditulis dengan jelas dan benar, maka penulis harus memahami struktur yang biasa digunakan alias pakem dalam teks ini. Terdapat 3 struktur teks biografi yang harus diterapkan yaitu orientasi, kejadian penting, serta reorientasi.
- Orientasi atau setting
Bagian ini berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar maupun pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan siapa, kapan, dimana, dan bagaimana.
(Baca juga: Yuk Cari Tahu, Apa Sih Teks Biografi?)
- Kejadian penting (important event, record of event)
Bagian ini berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami oleh para tokoh. Dalam bagian ini mungkin pula disertakan komentar-komentar pencerita pada beberapa bagiannya.
- Reorientasi
Pada bagian ini merupakan bagian penutup dari biografi yang berisi komentar evaluative atau pernyataan simpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin ada atau tidak ada di dalam teks biografi.
Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
Layaknya teks-teks lainnya, ada beberapa unsur kebahasaan yang harus dipatuhi dalam teks ini. Berikut adalah unsur kebahasaan yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah teks biografi yang baik antara lain:
- Menggunakan kata ganti orang pertama atau jamak, dimana penulis bertindak sebagai juru cerita secara objektif.
- Kata kerja tindakan, digunakan untuk menjelaskan perbuatan fisik yang dilakukan tokoh. Contohnya menulis, melakukan, berdagang, dan lain sebagainya.
- Kata deskriptif, digunakan untuk memberikan informasi secara terperinci mengenai sifat tokoh. Contohnya, gigih, berani, kreatif, dan lain sebagainya.
- Kata kerja pasif, ditujuan untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Contohnya dicintai, diberi, dihormati.
- Menggunakan kata kerja mental, digunakan sebagai penggambaran peran tokoh.
- Menggunakan kata sambung, kata depan, nomina waktu, hal ini terkait dengan pola pengembangan teks yang bersifat kronologi
- Konjungsi, merupakan kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.