Kita mengenal bahwa penyakit dapat disebabkan oleh dua penyebab, yaitu bakteri dan virus. Virus memiliki karakteristik yang unik karena ia dapat berkembang biak, tapi bukanlah makhluk hidup. Karena bukan makhluk hidup, virus tidak dapat mati. Ketika kita flu, misalnya, sistem imun kita tidak mematikan virus. Supaya kita sembuh, kita hanya mengeluarkan virus tersebut dari tubuh kita lewat bersin.
Virus disebut sebagai parasit obligat karena hidup di sel inang. Tubuhnya memiliki ukuran sekitar 20-300 milimikron. Ia hanya memiliki satu asam nukleat, yaitu RNA atau DNA. Bentuk tubuhnya pun beragam.
Bagaimana sih ilmuwan bisa menemukan virus? Kira-kira apakah virus hanya memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup, termasuk manusia? Nah di artikel kali ini kita bakal bahas sejarah penemuan virus dan perannya dalam kehidupan.
Sejarah Penemuan Virus
Virus pertama kali ditemukan di akhir abad 19, yaitu di tahun 1882. Saat itu, ilmuwan asal Jerman Adolf Mayer mempelajari penyakit pada tanaman tembakau yang menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Selain itu, pada daunnya pun muncul bintik-bintik putih. Mayer menemukan bahwa ia dapat menularkan penyakit tersebut pada tembakau sehat menggunakan getahnya. Mayer kemudian berhipotesis bahwa penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh bakteri berukuran sangat kecil, sehingga tidak terlihat di mikroskop.
Ahli biologi Rusia Dimitri Ivanovsky kemudian menguji hipotesis Mayer. Ia mencoba menyaring getah daun tembakau yang terinfeksi menggunakan filter yang dirancang untuk menahan bakteri. Namun, getah tersebut rupanya tetap menularkan penyakit ke tanaman tembakau sehat. Ivanovsky kemudian menyimpulkan dua kemungkinan: penyakit itu disebabkan oleh mikroba yang berukuran lebih kecil dari bakteri, atau mikroba tersebut memunyai zat yang dapat menembus jaringan.
Kemungkinan yang kedua dibantah oleh ahli botani Belanda Martinus Beijenrinck. Ia menemukan bahwa agen penyebab penyakit di getah yang telah disaring dapat bereproduksi. Beijenrinck mengemukakan bahwa penyakit tersebut bukan disebabkan oleh bakteri, melainkan cairan hidup bersifat patogen (contagium vivum fluidum).
Temuan Beijenrinck dibuktikan oleh ilmuwan Amerika Wendell Meredith Stanley. Stanley berhasil mengkristalkan partikel agen penyakit mosaik yang kemudian dinamakan tobacco mosaic virus (TMV). Ia juga menemukan bahwa virus tersebut tetap aktif walaupun dalam fase kristal.
Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari virus kemudian dinamakan virologi.
Peran Virus dalam Kehidupan
Virus merupakan sumber penyakit bagi makhluk hidup, baik itu hewan, tumbuhan, maupun manusia. Namun, tumbuhan yang memiliki dinding sel lebih sulit terserang virus. Infeksinya sering kali disebarkan melalui bagian tanaman yang rusak atau serangga. Beberapa gejala tanaman yang terkena virus adalah kekerdilan, bercak kuning pada organ tumbuhan, dan hasil panen yang sedikit.
Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus tentu sering kita dengar sebelumnya. Influenza adalah salah satunya dan penyebarannya dilakukan lewat udara. Selain itu, penyakit lain seperti cacar air, campak, hepatitis, flu burung, SARS, dan ebola juga disebabkan oleh virus. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan menjaga kekebalan dan kebersihan tubuh serta dengan melakukan vaksin.
Apa itu vaksin? Nah, peran virus selanjutnya adalah vaksin. Vaksin merupakan virus yang dilumpuhkan atau dimatikan, kemudian disuntikkan ke dalam tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk memicu kekebalan tubuh, sehingga ketika tubuh kita terserang virus yang sama, antibodi kita sudah tahu cara melindungi tubuh kita.