Ketika kita bicara tentang kebiasaan belajar, antara orang yang satu dengan yang lainnya mungkin akan memiliki caranya masing-masing. Ada yang suka belajar di tempat sepi, ada yang suka belajar sambil mendengar musik, dan sebagainya. Apapun itu, untuk meningkatkan kebiasaan belajar sejatinya dibutuhkan teknik tertentu. Seperti apa?
Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Bisa dikatakan, kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.
Pendapat lain dari dari para ahli menyebutkan bahwa kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang, dan pada akhirnya menjadi suatu ketepatan dan bersifat otomatis.
Jadi, yang dimaksud dengan kebiasaan belajar di sini adalah cara-cara belajar yang paling sering dilakukan oleh siswa dan cara atau kebiasaan belajar dapat terbentuk dari aktifitas belajar, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Berikut adalah daftar 7 teknik jitu untuk meningkatkan kebiasaan belajar, antara lain:
- Diskusikan dengan Guru
Tiga komponen yang harus bekerja sama dalam mendukung proses belajar Anak, yaitu guru, orangtua, dan siswa. Untuk itu, diskusikan segala hal yang berkaitan dengan belajar anak dengan guru kelas dan mata pelajaran tentang proses belajar Anak. Sebab, proses belajar si Anak bukan hanya tanggung jawab guru saja, namun membutuhkan peran serta aktif orangtua. Untuk itu diharapkan ada proaktif orang tua untuk meningkatkan diskusi dengan para guru.
- Buat catatan-catatan pada waktu belajar
Belajar yang efektif salah satunya dengan cara membuat catatan tentang materi yang dipelajari. Catatan yang sudah tersusun itu akan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang lebih lama.
- Kerjakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
Setelah membuat catatan atau rangkuman, alangkah baiknya membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri dan kemudian menjawabnya berdasarkan apa yang telah dipelajari. Pengetahuan yang diterima dengan menjawab pertanyaan sebagai latihan, akan dapat diingat lebih lama daripada pengetahuan yang hanya diperoleh melalui membaca atau menghafal.
Baca juga: 5 Kesalahan Belajar Siswa yang Memicu Rasa Bosan
- Membuat rangkuman
Guru harus memberikan arahan pada siswa untuk membuat rangkuman bertujuan untuk memudahkan dalam mengadakan review atau mengulang kembali pelajaran yang sudah pernah diterima. Rangkuman dan review memberikan kesempatan untuk merefleksikan, mengingat kembali, dan mengevaluasi isi pengetahuan yang sudah dikuasai.
- Pelajari baik-baik tabel, peta, grafik, dan gambar
Kegiatan belajar tidak hanya menghafal dan membaca saja, namun juga mempelajari tabel, peta, grafik, dan gambar dapat memperoleh pengertian yang lebih singkat dan jelas tentang apa yang ada di dalam buku tersebut. Guru memiliki tugas dan kewajiban untuk membimbing siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel, peta yang terdapat di dalam buku pelajaran atau sumber.
- Gunakan berbagai sumber belajar
Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja. Siswa hendaknya diarahkan untuk mencari sumber belajar yang lain, hal ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan mereka. Semakin banyak membaca buku, maka semakin banyak pula pengetahuan yang akan diperoleh .
- Hubungkan materi-materi baru dengan materi yang lama
Membentuk kebiasaan belajar yaitu dengan menghubungkan materi pelajaran yang baru dengan materi yang lama atau yang sudah dipelajari. Belajar merupakan suatu proses untuk membentuk konsep-konsep baru atau pengetahuan baru berdasarkan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
Seorang siswa harus mengulangi kembali materi pelajaran lampau yang ada hubungannya dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Jadi, dalam menerima materi pelajaran yang baru diperlukan pengetahuan dari bahan-bahan yang lama yang sudah dipelajari.