Produsen makanan di dunia memiliki standarisasi dan mencantumkan tanggal produksi serta kadaluwarsanya. Khususnya pada pencantuman tanggal kadaluwarsa, merupakan informasi bagi konsumen untuk mengetahui batas amannya. Lalu, apakah aman jika mengkonsumsi makanan Kadaluwarsa?
Kalangan ahli mengatakan label tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan risiko keracunan makanan. Biasanya, produsen makanan membuat label tanggal kedaluwarsa didasari alasan sampai kapan produk tersebut masih bisa dikatakan segar dan memiliki aroma khas.
Tanggal kedaluwarsa adalah ukuran tanggal yang menjadi batas aman makanan tersebut dikonsumsi. Jika lewat dari tanggal tersebut, makanan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Bahaya soal mengonsumsi makanan kadaluwarsa ini sebetulnya masih jadi perdebatan di kalangan para ahli. Makanan kedaluwarsa sebetulnya masih sangat boleh dimakan selama tidak menunjukkan perubahan-perubahan tertentu, seperti pada aroma, rasa, tekstur, atau yang lainnya.
Untuk itu, sebaiknya tidak perlu terlalu khawatir jika batas kadaluwarsa makanan hanya lewat beberapa hari. Yang sebaiknya dihindari adalah mengonsumsi makanan yang sudah kadaluwarsa berbulan-bulan yang lalu. Sebab, tidak hanya nutrisinya yang berkurang, makanan kadaluwarsa yang sudah lewat berbulan-bulan mungkin saja juga jadi sarang jamur yang berbahaya untuk kesehatan.
Dampak Konsumsi Makanan Kadaluwarsa
Keracunan adalah risiko pertama yang mungkin akan kalian alami setelah tanpa sengaja menelan makanan yang sudah kadaluwarsa. Umumnya hal ini akan memicu terjadinya gejala keracunan seperti: Mual dan muntah, Demam tinggi, Alergi, Diare akibat gangguan pencernaan, Pusing, Badan lemas, Perut kram, Sesak napas, Penglihatan kabur, dan Pingsan.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Tanggal Kadaluwarsa?
Umumnya, makanan yang mudah busuk, daging mentah, susu, telur, dan makanan siap saji seperti makaroni atau salad kentang, adalah makanan yang kemungkinan besar dapat menyebabkan keracunan makanan. Hal ini dikarenakan setiap makanan yang melewati tanggal kedaluwarsa dapat menjadi media pertumbuhan bakteri berbahaya seperti salmonella, listeria dan bakteri berbahaya lainnya.
Ted Labuza, ahli dalam makanan dari University of Minnesota, Amerika Serikat di bidang teknologi pangan mengemukakan bahwa yang harus dilakukan pertama kali untuk memutuskan sebuah makanan bisa dimakan atau tidak adalah aromanya. Jika aromanya tidak berubah, maka masih aman untuk dimakan.
Umumnya yang mengganggu kelayakan makanan adalah bakteri, yang menghinggapi makanan akibat penyimpanan yang kurang benar. Makanan yang disimpan dalam suhu rendah dan tidak terpapar zat lain cenderung bisa bertahan lebih lama dari tanggal kadaluwarsanya.