Ibarat pepatah, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Dan ini berlaku untuk banyak hal, termasuk makan terlalu banyak gula, yang jelas-jelas memang terbilang buruk bagi kesehatan. Tapi, apakah itu artinya kita harus berhenti makan gula?
Sebagai karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi, gula tak dimungkiri memang bisa berdampak serius bagi kesehatan kita, disamping juga memicu penambahan berat badan, perubahan suasana hati yang tajam, bahkan kecanduan.
Saking berbahayanya, beberapa ahli gizi bahkan menganggap lemak masih lebih baik daripada gula. Meski pada kenyataannya orang justru lebih dibuat takut oleh lemak ketimbang gula, hingga akhirnya cenderung tidak memperhatikan sebanyak apa jumlah gula yang dikonsumsi setiap hari.
Tapi, apa ini juga seburuk itu sampai-sampai kita harus berhenti makan gula? Sebenarnya antara ya dan tidak. Faktanya, ada beberapa bentuk gula yang bersumber dari bahan alami seperti buah (fruktosa) dan susu (laktosa) sehingga aman bila dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang dan sehat. Kalaupun ada gula yang tidak aman, maka itu adalah apa yang disebut gula tambahan.
(Baca juga: Pemanis Sebagai Zat Aditif, Ada Apa Saja?)
Gula tambahan sendiri bisa diartikan sebagai gula (biasanya sukrosa) yang tidak muncul secara alami dalam makanan, tetapi ditambahkan untuk rasa. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Biasanya ini tersembunyi di tempat-tempat yang tidak biasa, termasuk roti, sereal, dan saus tomat.
Apa yang Terjadi Jika Berhenti Makan Gula?
Alih-alih mengonsumsi gula terlalu banyak, tak sedikit orang di luar sana yang memilih untuk berhenti makan gula.
Di satu sisi, langkah ini disebut berpotensi menyebabkan kecemasan, perubahan suasana hati dan lainnya, apalagi jika dihentikan secara tiba-tiba. Hal ini dikarenakan gula merangsang pelepasan bahan kimia yang membuat kita merasa nyaman seperti dopamin.
Namun, manfaat paling jelas dari menghindari gula adalah penurunan berat badan, peningkatan kesehatan mulut, dan penurunan risiko diabetes. Gula juga memicu proses glikasi di mana senyawa berbahaya yang disebut AGEs dilepaskan. AGEs ini menempel pada kolagen dan elastin di kulit kita, menyebabkan keriput. Jadi, menghindari gula bisa mengurangi kerutan. Disamping mengurangi jerawat. Wah…wah…wah…