Bagi masyarakat Indonesia, masuk angin sangat populer dan erat hubungannya dengan kerokan. Mindset kerokan saat masuk angin sudah menjadi sebuah kebiasaan. Padahal dalam dunia medis, tidak ada istilah masuk angin. Kondisi ini sering kali digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana kita tidak enak badan, pegal-pegal, dan perut kembung. Terlebih saat musim pancaroba.
Masuk angin bukan merupakan istilah medis, namun ini sebuah istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan keluhan demam, menggigil, nyeri otot, pegal-pegal, perut kembung, serta hilangnya nafsu makan. Penyebab masuk angin bisa bermacam-macam, dimulai dari menurunnya daya tahan tubuh, sehingga penderitanya rentan terinfeksi virus maupun bakteri.
Menurut dunia medis, kurangnya paparan sinar matahari saat musim hujan bisa jadi membuat produksi vitamin D di dalam tubuh menurun. Terlebih kekurangan vitamin D yang menjadi salah satu nutrisi yang berperan dalam daya tahan tubuh. Sehingga saat hal itu terjadi, gejala sebagaimana disebut masuk angin akan dirasakan oleh tubuh.
Saat tubuh mengalami kekurangan satu nutrisi yang berperan dalam daya tahan tubuh, selain vitamin C dan omega-3, maka daya tahan tubuh akan turun dan berpotensi menyebabkan timbulnya penyakit dengan berbagai gejala yang disebut oleh masyarakat sebagai masuk angin.
Beberapa Penyakit yang Sering Disebut sebagai Masuk Angin
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masuk angin bukanlah suatu penyakit, melainkan sekumpulan gejala dari kondisi medis tertentu. Keluhan kondisi ini bisa saja merupakan tanda dari beberapa penyakit berikut:
- Infeksi saluran pernapasan atas
Infeksi saluran napas atas (hidung dan tenggorokan) merupakan penyakit yang paling sering dijumpai dengan gejala demam, pilek, dan batuk. Penyebabnya bisa virus atau bakteri. Sebagian besar infeksi saluran pernapasan atas memiliki gejala yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Baca juga: Apa Saja Penyakit Menurun Pada Manusia?
Namun bila sudah menyerang saluran pernapasan bawah (trakea dan saluran udara dalam paru-paru), misalnya pada penyakit pneumonia, gejalanya akan lebih berat dan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
- Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan bisa menimbulkan beberapa gejala, seperti mual, muntah, perut kembung, diare, sembelit, dan sensasi perih atau nyeri ulu hati. Gejala-gejala tersebut, khususnya kembung, juga sering dikatakan sebagai masuk angin. Penyebab gangguan pencernaan bermacam-macam, antara lain keracunan makanan, infeksi virus maupun bakteri, alergi atau intoleransi makanan, dan stres.
- Demam berdarah dan malaria
Kedua penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis, seperti Indonesia. Keduanya pun sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk. Demam berdarah dan malaria bisa menyebabkan gejala demam, nyeri sendi, pegal-pegal, menggigil, dan lemas. Jika tidak ditangani secara tepat, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius hingga kematian.
- Penyakit jantung
Penyakit jantung dapat terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup, akibat sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah jantung. Kondisi ini sering kali menimbulkan nyeri dada yang disebut masyarakat sebagai angin duduk. Keluhannya bisa berupa nyeri ulu hati atau nyeri dada yang menjalar ke lengan, leher, atau punggung, lemas, sesak napas, hingga pingsan.