Sebagian dari kita pasti pernah dihadapkan pada kata-kata yang secara arti membuat bingung. Dikarenakan kata tersebut memiliki lebih dari satu arti yang berbeda, atau disebut juga ambigu.
Ambigu sendiri secara bahasa berasal dari kata ambiguitas yang diserap dari bahasa Inggris, ambiguity. Ambiguity adalah satuan gramatikal dalam bentuk frasa atau kalimat yang bermakna ganda atau mendua arti yang terjadi sebagai akibat dari penafsiran struktur gramatikal yang berbeda. Dalam bahasa lisan, penafsiran ganda ini tidak akan terjadi karena struktur gramatikal yang diucapkan akan dibantu oleh unsur intonasi.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ambigu bisa diartikan bermakna lebih dari satu, sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya.
Ambigu biasa ditemukan, baik dalam bahasa yang disampaikan secara lisan maupun tertulis, formal maupun non formal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ambiguitas pada satuan gramatikal adalah tidak hadirnya konjungsi atau preposisi; Urutan unsur-unsurnya menyimpang dari urutan yang sudah lazim; Intonasi yang berbeda; penggunaan kata yang bersifat polisemi; dan Struktur kalimat yang kurang tepat.
Baca juga: Definisi Diskriminasi dan Jenisnya
Kata atau kalimat ambigu bisa timbul dalam beragam variasi tulisan atau tuturan. Jenis-jenis ambigu, terbagi berdasarkan penggunaan variasi tersebut.
Setidaknya, ada tiga jenia ambiguitas berdasarkan satuan gramatikal pembentuknya, termasuk ambiguitas fonetik, ambiguitas gramatikal, dan ambiguitas leksikal.
Ambiguitas fonetik
Jenis ini terjadi karena berbaurnya bunyi-bunyi bahasa yang dapat dilafalkan. Ambiguitas ini terbentuk ketika suatu kata atau kalimat dilafalkan terlalu cepat sehingga mengakibatkan makna yang kurang meyakinkan. Ambiguitas fonetik terjadi saat adanya persamaan bunyi kata ketika terucap.
Contoh:
- Jarak, yang bisa diartikan rentang wilayah, bisa juga sejenis tumbuh-tumbuhan herbal.
- Beruang, yang bisa berarti mempunyai banyak uang atau nama binatang.
Ambiguitas gramatikal
Jenis ini terjadi saat proses pembentukan di tingkat morfologi (morfem dan kata) dan sintaksis (frasa, klausa, kalimat). Pada tatanan morfologi, ambiguitas mengakibatkan perubahan makna. Sedangkan di tataran sintaksis, ambiguitas muncul pada frasa, klausa, dan kalimat yang memiliki tafsiran lebih dari satu pengertian ketika mengkombinasikannya.
Contoh:
- Pemukul, yang dapat bermakna ganda, baik sebagai orang yang memukul atau alat untuk memukul
- Orang tua, yang dapat bermakna ‘orang yang tua’ atau ‘ibu-bapak’.
Ambiguitas leksikal
Jenis ini meliputi polivalensi, ketidakjelasan batas makna suatu kata, dan penggunaan gaya bahasa. Ambiguitas ini menyebabkan makna dari teks utuh dapat berbeda tergantung pada konteks kalimat. Ambiguitas leksikal sering digunakan sengaja untuk membuat permainan kata yang bisa dilihat dari dua sisi yaitu polisemi dan homonim.
Contoh:
- Bisa, yang memiliki arti dapat atau racun.
- Pukul, yang bisa berarti jam atau ketuk.