Mendengar kata antibiotik, pasti udah nggak asing lagi dong? Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini. Dimana antibiotik kerap dianggap sebagai satu-satunya ‘alat’ untuk melawan virus corona. Ya, antibiotik sendiri bisa diartikan sebagai segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia pada organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Cara kerja antibiotik gimana?
Antibiotik umumnya bekerja sangat spesifik pada suatu proses pada bakteri, sehingga jika terjadi mutasi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang ‘kebal’. Itulah sebabnya, antibiotik biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk dokter, dengan tujuan menghindari mutasi.
Penggunaan antibiotik yang ‘tidak lengkap’ dapat membuka peluang munculnya tipe bakteri yang ‘kebal’. Oleh karena itu, seseorang diarahkan untuk menghabiskan satu dosis lengkap antibiotik walaupun kondisi sudah tampak membaik. Pasalnya, bakteri tertentu pada orang tertentu adakalanya sulit disembuhkan, karena bakteri tersebut bisa jadi sudah mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik tertentu.
Oleh karena itu, perlu dilakukan Kultur di Laboratorium Klinik terhadap berbagai sampel (misal air seni, darah, tinja, dahak, ingus dan lain-lain) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga antibiotik apa yang masih mempan terhadap bakteri tersebut.
(Baca juga: Apa yang Menyebabkan Seseorang Buta Warna?)
Antibiotik sendiri sejatinya melawan infeksi bakteri baik dengan membunuh bakteri atau memperlambat dan menunda pertumbuhannya. Biasanya hal ini dilakukan dengan mekanisme tertentu. Cara kerja antibiotik yang pertama adalah dengan menyerang dinding atau melapisi bakteri di sekitarnya, lalu mengganggu reproduksi bakteri dan yang terakhir dengan menghalangi produksi protein pada bakteri.
Cara kerja antibiotik sifatnya langsung, yang artinya terjadi tak lama setelah kita meminumnya. Meski bagitu, hasilnya baru akan terasa selama dua hingga tiga hari.
Berdasarkan kemampuannya melawan bakteri, antibiotik bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni antibiotik berspektrum luas dan antibiotik berspekrum sempit. Bedanya apa?
Antibiotik berspektrum luas adalah antibiotik yang dapat menghancurkan hampir segala jenis bakteri, seperti amoxycilin dan gentamicin. Sedangkan antibiotik berspektrum sempit merupakan jenis antibiotik yang hanya dapat melawan beberapa jenis bakteri saja, contohnya penicillin.