Teleportasi merupakan penggabungan dari bahasa Yunani ‘tele’ yang berarti jauh dan bahasa Latin ‘vortare’ yang artinya membawa. Jika digabungkan maka teleportasi adalah membawa jauh atau memindahkan ke lokasi yang lebih jauh. Nah, bagaimana ya jika manusia benar-benar bisa berteleportasi?
Kata teleportasi sendiri diciptakan pada tahun 1931 oleh penulis Amerika Charles Fort untuk menggambarkan penghilangan aneh dan penampilan dari anomali. Ini bisa juga diartikan sebagai pengalihan materi dari satu titik ke titik lain tanpa melewati jarak antara kedua titik. Proses ini kurang lebih instan, mirip dengan konsep apport, kata yang sebelumnya digunakan dalam konteks spiritualisme.
Teleportasi digunakan secara luas dalam karya fiksi ilmiah dan fantasi. Sekarang teleportasi hanya bisa memindahkan benda yang berskala nanometer seperti atom hidrogen. Namun ada yang percaya bahwa pada 2033 kemungkinan manusia sudah bisa menteleportasikan atom kuprum/tembaga.
Fenomena teleportasi diyakini banyak orang hanya terjadi dalam dunia fiksi karena melawan hukum alam dan fisika. Secara rasional pun tidak mugkin seseorang dapat berpindah dalam waktu sekejap ke tempat lain yang notabene berada sangat jauh dari tempat sebelumnya. Akan tetapi, fenomena teleportasi kebanyakan juga tidak disadari kenapa bisa terjadi.
Meski begitu, diyakini atau tidak kejadian nyata memang pernah terjadi, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Namun demikian berteleportasi merupakan hal yang tidak masuk akal mengingat hal tersebut sulit untuk dibuktikan secara ilmiah.
Baca juga: Apa yang Kamu Tahu tentang Toxic People?
Lalu, bagaimana jika kita berteleportasi? Banyak hal yang memungkinkan manusia bisa berteleportasi, termasuk optimistis yang dilakukan oleh para ilmuwan dunia dan mengklaim bahwa di tahun 2035 manusia sudah bisa memanfaatkan teknologi untuk berpindah tempat dalam sekejap.
Ilmuwan Rusia bahkan mengklaim telah melakukan uji coba teknologi dalam tahap molekular. Bahkan NASA sendiri diketahui tengah mengembangkan bahasa pemrograman komputer baru, serta menciptakan metode komunikasi cybernetix dan komputasi kuantum sebagai instrumen dasar dari teknologi teleportasi bernama “EM Drive Propulsion System”.
Proyek rahasia ini bahkan digadang-gadang bakal ‘menggebrak’ hukum fisika. Terlebih, EM Drive Propulsion System memiliki desain yang mampu membuat mesin pendorong ‘memanfaatkan’ partikel cahaya dan menciptakan gelombang mikro di dalam sebuah ruang kecil berbentuk kerucut.
Memang, Shawyer mengatakan proyek ini masih jauh dari kata rampung. Meski begitu, ia membenarkan bahwa sistem dan teknologi yang mendukung wahana itu tetap menunjukkan perkembangan secara konsisten.
Berikut adalah hal yang mungkin terjadi jika manusia bisa berteleportasi:
- Industri transportasi bangkrut, karena tidak lagi membutuhkan angkutan untuk bisa mencapai tujuan.
- Industri mesin jet tidak dibutuhkan lagi, karena untuk mengejar waktu untuk sampai tujuan bisa lebih cepat dengan teleportasi.
- Lebih cepat berpindah tempat ke berbagai tempat.
- Keselamatan dan privasi seseorang akan terancam, karena sewaktu-waktu seseorang akan dengan mudahnya berasa di sekitar kita sesuai dengan keinginannya.
- Manusia tidak membutuhkan lagi teknologi komunikasi seperti ponsel.