Nama Tesla mungkin kita kenal sebagai perusahaan otomotif milik Elon Musk. Ia juga muncul sebagai tokoh fiksi di film-film maupun drama televisi luar. Meski sebagai ilmuwan dan penemu, namanya tidak sepopular Albert Einstein, Stephen Hawking, maupun rivalnya, Thomas Edison. Tapi, ada banyak hal yang membuat kita perlu tahu dan berterima kasih pada Nikola Tesla. Kenapa?
Nyatanya, ilmuwan kelahiran Smiljan, Kekaisaran Austria (sekarang masuk Kroasia) pada 10 Juli 1856 ini merupakan salah satu pelopor teknologi listrik. Temuannya itulah yang memungkinkan listrik dapat mengalir dan menjadi sumber energi.
Lulusan Technical University dan University of Prague ini memulai penelitiannya ketika melihat dinamo Gramme untuk pertama kalinya, yang beroperasi sebagai generator dan ketika bergerak melawan arah menjadi motor listrik, Dari sini, Tesla mendapat ide untuk memanfaatkannya.
Di Budapest, barulah ia memvisualisasikan prinsip medan magnet berputar (rotating magnetic field) dan mengembangkan desain untuk motor induksi, yaitu motor listrik yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnet.
Tahun 1882, Tesla ke Paris untuk bekerja, sebelum akhirnya setahun kemudian berhasil membuat motor induksi pertamanya. Tesla kemudian berlayar ke Amerika di tahun 1884 dan bekerja bersama Thomas Edison. Tapi, keduanya berpisah karena perbedaan pandangan dan metode.
Di tahun 1888, Kepala Westinghouse Electric Company George Westinghouse membeli paten Tesla atas dinamo, transformator, dan motor yang dapat bekerja dengan arus bolak-balik. Transaksi tersebut semakin memicu persaingan antara Edison, dengan sistem arus langsungnya, dan Tesla-Westinghouse dengan pendekatan arus bolak-balik. Pertentangan ini kemudian disebut sebagai Perang Arus Listrik (War of the Currents) yang pada akhirnya dimenangkan oleh Tesla dan Westinghouse.
Tesla kemudian membangun laboratoriumnya sendiri dan mulai bereksperimen dengan shadowgraph sebelum pada akhirnya ia menemukan teknologi X-ray di tahun 1895. Ia juga sempat mengadakan pameran di laboratoriumnya dan menampilkan caranya menyalakan lampu-lampu dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai medium rambat listrik. Di tahun 1891, Nikola Tesla menemukan Tesla coil yang digunakan di radio, televisi, dan berbagai alat elektronik lainnya.
(Baca juga: Pintarnya Keterlaluan, Ini Dia 5 Anak Jenius Indonesia)
Di tahun 1989, Tesla mengumumkan temuan barunya, yaitu kapal otomatis yang dapat dikontrol dari jarak jauh menggunakan remote. Di tahun 1899 hingga 1990, Tesla membuat temuannya yang dikenal paling penting, yaitu gelombang stasioner terestrial (terrestrial stationary waves). Tesla membuktikan bahwa Bumi dapat digunakan sebagai konduktor dan mampu dibuat bergema pada frekuensi tertentu.
Berpulangnya Sosok Eksentrik
Di tahun 1990, Nikola Tesla mulai membangun menara siar nirkabel di Long Island. Ia berencana dengan temuan tersebut, komunikasi global bukan hal yang tidak mungkin. Orang-orang juga dapat mengirim gambar, pesan, pemberitahuan cuaca, hingga laporan saham. Sayangnya, proyek tersebut dihentikan karena kurangnya dana.
Sejak saat itu, Tesla mulai fokus pada pengembangan turbin dan proyek-proyek lainnya. Ide-idenya hanya tersimpan di buku catatan karena ia tidak memiliki dana untuk mewujudkannya. Di tahun 1915, ia merasa sangat kecewa karena harus berbagi penghargaan Nobel dengan Edison.
Sepanjang hidupnya, Nikola Tesla hanya memiliki beberapa teman dekat. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak praktis secara finansial dan eksentrik. Ia meninggal tanggal 7 Januari 1943 di New York akibat pembekuan pembuluh darah. Banyak dari temuan-temuannya yang terlupakan setelah ia meninggal, tapi namanya kembali popular di tahun 1990-an.