Masyarakat Indonesia lebih mengenal fermentasi dengan peragian atau ragi. Hal ini merujuk pada makanan khas seperti tempe, kecap manis, tape dan terasi, yang biasa dikonsumsi masyarakat setempat. Dimana, tempe dibuat dengan sistem peragian atau fermentasi pada kedelai. Lalu, apa pengertian fermentasi?
Fermentasi berasal dari bahasa Latin yakni “fervere” atau “to boil” yang berarti memasak dalam bahasa Indonesia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata fermentasi dikenal juga dengan nama peragian yang didefinisikan sebagai penguraian metabolik senyawa organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi yang pada umumnya berlangsung dengan kondisi anaerobik dan dengan pembebasan gas.
Fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dengan keadaan ketidaktersediaan bebas oksigen yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui aksi enzim.
Pengertian fermentasi itu sendiri ada banyak. Sebagaimana dilansir laman Wikipedia, berikut beberapa diantaranya:
Penggunaan umum, fermentasi adalah metode pengawetan makanan dengan menggunakan mikroorganisme dan atau proses menghasilkan minuman yang mengandung alkohol maupun produk susu;
Dalam industri, fermentasi bisa diartikan sebagai tiap-tiap proses mikroba yang terjadi bergantung ketersediaan udara (dengan atau tanpa oksigen);
Secara ilmiah sedang, fermentasi merupakan proses metabolisme, di mana pelepasan energi terjadi hanya dalam keadaaan anaerobik; sedangkan penggunaan istilah paling ilmiah, fermentasi adalah proses metabolisme, di mana energi dari gula atau senyawa lain dilepas, tanpa adanya oksigen (respirasi anaerob) atau sistem transpor elektron, maupun molekul organik sebagai akseptor elektron alternatif.
Sejarah Singkat Fermentasi
Fermentasi telah dikenal sejak zaman dahulu, dan dengan minat yang berkembang dalam memulihkan produk fermentasi seperti asam organik, bahan adiktif makanan, dan bahan kimia karena gerakan menuju kelestarian lingkungan dan penciptaan sumber daya diperbaharui.
Baca juga: Bioteknologi dalam Bidang Pangan
Fermentasi pernah dianggap sebagai reaksi kimia yang tidak ada hubungannya dengan makhluk hidup, menurut ahli kimia seperti Antoine Lavoisier.
Charles Cagnard de La Tour, Theodor Schwann, dan Friedrich Kützing secara independen menerbitkan sebuah makalah pada tahun 1837 yang menunjukkan bahwa ragi, yang telah digunakan dalam pembuatan bir dan pembuatan anggur selama beberapa generasi, adalah mikroorganisme hidup yang mampu berkembang biak dengan tunas.
Jenis Fermentasi
- Bakteri asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah jenis respirasi yang terjadi di sel hewan atau manusia ketika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi karena terlalu banyak bekerja. Asam laktat yang dibuat dapat menurunkan pH lingkungan pertumbuhan, menghasilkan rasa asam. Ini juga mencegah pertumbuhan berbagai mikroba lainnya.
- Bakteri asam propionat
Kelompok ini termasuk bakteri gram positif berbentuk batang yang termasuk dalam genus Propionibacterium. Karena kemampuannya memfermentasi karbohidrat dan asam laktat untuk membuat asam propionat, asetat, dan karbon dioksida, bakteri ini berguna dalam fermentasi makanan. Organisme ini memainkan peran penting dalam proses fermentasi keju Swiss.
- Bakteri asam asetat
Bakteri asam asetat (acetobacter acetic) melakukan fermentasi dengan menggunakan etanol sebagai perubahan kimianya. Asam aseta adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam genus Acetobacter yakni acetobacter aceti. Bakteri asam asetat memiliki bersifat asam toleran, tumbuh dengan baik di bawah pH 5.0.
- Alkohol
Fermentasi alkohol, juga disebut fermentasi etanol adalah proses biologi di mana gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa diubah menjadi energi seluler dan juga menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida.