Kelas Pintar
  • Kelas Pintar
    • Solusi Murid
      • Kelas Pintar Regular
      • TANYA
      • SOAL
    • Solusi Guru
    • Solusi Orang Tua
    • Bantuan
  • INSPIRASI
  • TIPS PINTAR
    • Kelas 7
    • Kelas 8
    • Kelas 9
    • Kelas 10
    • Kelas 11
    • Kelas 12
  • EDUTECH
  • UN
  • PARENTING
  • SNMPTN-SBMPTN
Solusi Belajar

Kelas Pintar

TANYA

SOAL

Untuk Guru

Untuk Orang Tua

Kelas Pintar
Kelas Pintar
  • Kelas Pintar
    • Solusi Murid
      • Kelas Pintar Regular
      • TANYA
      • SOAL
    • Solusi Guru
    • Solusi Orang Tua
    • Bantuan
  • INSPIRASI
  • TIPS PINTAR
    • Kelas 7
    • Kelas 8
    • Kelas 9
    • Kelas 10
    • Kelas 11
    • Kelas 12
  • EDUTECH
  • UN
  • PARENTING
  • SNMPTN-SBMPTN
  • INSPIRASI

Cerita Dibalik Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Beserta Isinya

  • 5 Juli 2019
  • 3 minute read
  • Kelas Pintar

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Dekrit ini berisi tentang pembubaran Badan Konstituante yang dihasilkan pada Pemilu 1955 dan penggantian undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD 1945.

Dekrit Presiden 1959 ini dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota Konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956, tetapi pada kenyataannya hingga tahun 1958 belum juga berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara itu, pendapat demi pendapat yang menginginkan untuk kembali kepada UUD 1945 muncul dan semakin kuat di kalangan masyarakat.

Menanggapi hal ini, Presiden Ir. Soekarno pun menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945.

Pada 30 Mei 1959, Konstituante melaksanakan pemungutan suara, dengan hasil 269 suara setuju untuk kembali ke UUD 1945, dan 199 suara tidak setuju.

Namun demikian, banyaknya pihak yang setuju tidak lantas membuat UUD 1945 menggantikan UUDS 1950. Kuorum, atau jumlah minimum anggota yang harus hadir di rapat, majelis, dan sebagainya (biasanya lebih dari separuh jumlah anggota) agar dapat mengesahkan suatu putusan dianggap belum memenuhi kala itu. Alhasil, pemungutan suara pun harus diulang.

Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, pada tanggal 3 Juni 1959 Konstituante mengadakan reses (masa perhentian sidang parlemen; masa istirahat dari kegiatan bersidang) yang kemudian malah berakhir untuk selama-lamanya.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal A.H. Nasution atas nama Pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu) pun mengeluarkan peraturan No.Prt/Peperpu/040/1959 yang berisi larangan melakukan kegiatan-kegiatan politik. Pada tanggal 16 Juni 1959, Ketua Umum PNI Suwirjo mengirimkan surat kepada Presiden agar mendekritkan berlakunya kembali UUD 1945 dan membubarkan Konstituante.

pada hari Minggu tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00, demi keselamatan negara berdasarkan staatsnoodrecht (hukum keadaan bahaya bagi negara), Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.

Isi dari Dekrit tersebut antara lain:

  • Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
  • Pemberlakuan kembali UUD ’45 dan tidak berlakunya UUDS 1950
  • Pembubaran Konstituante

Teks Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Untuk lebih lengkapnya, berikut bunyi teks Dekrit Presiden (ejaan sesuai aslinya):

DEKRET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG
TENTANG
KEMBALI KEPADA UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Dengan rachmat Tuhan Jang Maha Esa,
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG

Dengan ini menjatakan dengan chidmat:

Bahwa andjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945 jang disampaikan kepada segenap rakjat Indonesia dengan amanat Presiden pada tanggal 22 April 1959 tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Sementara;

Bahwa berhubung dengan pernjataan sebagian besar anggota-anggota Sidang Pembuat Undang-Undang Dasar untuk tidak lagi menghadiri sidang. Konstituante tidak mungkin lagi menjelesaikan tugas jang dipertjajakan oleh rakjat kepadanja;

Bahwa hal jang demikian menimbulkan keadaan-keadaan ketatanegaraan jang membahajakan persatuan dan keselamatan Negara, Nusa, dan Bangsa, serta merintangi pembangunan semesta untuk mencapai masjarakat jang adil makmur;

Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakjat Indonesia dan didorong oleh kejakinan kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunja djalan untuk menjelamatkan Negara Proklamasi;

Bahwa kami berkejakinan bahwa Piagam Djakarta tertanggal 22 Djuni 1945 mendjiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi tersebut,

Maka atas dasar-dasar tersebut di atas,

KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG

Menetapkan pembubaran Konstituante;

Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia terhitung mulai hari tanggal penetapan dekret ini dan tidak berlakunja lagi Undang-Undang Dasar Sementara.

Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakyat Sementara, jang terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat ditambah dengan utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara akan diselenggarakan dalam waktu sesingkat-singkatnja.

Ditetapkan di Djakarta pada tanggal 5 Djuli 1959
Atas nama Rakjat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang

SOEKARNO

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet
Kelas Pintar

Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik.

Related Topics
  • Dekrit Presiden
  • Dekrit Presiden 5 Juli
  • Dekrit Presiden 5 Juli 1959
  • Ir. Soekarno
  • Soekarno
  • UUD 1945
Previous Article
  • Kelas 11
  • TIPS PINTAR

Mengenali Fungsi Hati dalam Sistem Ekskresi Manusia

  • 4 Juli 2019
  • Kelas Pintar
View Post
Next Article
  • INSPIRASI

5 Fakta Penting Tentang Dekrit Presiden 5 Juli 1959

  • 8 Juli 2019
  • Kelas Pintar
View Post
You May Also Like
vaksin rabies, sejarah vaksin rabies
View Post
  • INSPIRASI

Sejarah Penemuan Vaksin Rabies oleh Louis Pasteur

  • 6 Juli 2022
  • Kelas Pintar
Ramsey Hunt Syndrome, Justin Bieber
View Post
  • INSPIRASI

Diderita Justin Bieber, Apa Itu Ramsay Hunt Syndrome?

  • 6 Juli 2022
  • Kelas Pintar
destinasi liburan keluarga
View Post
  • INSPIRASI

7 Destinasi Liburan yang Cocok Untuk Keluarga

  • 6 Juli 2022
  • Kelas Pintar
bank sentral paling kaya, bank sentral
View Post
  • INSPIRASI

5 Bank Sentral Paling Kaya di Dunia

  • 5 Juli 2022
  • Kelas Pintar
sejarah bank indonesia, bank indonesia
View Post
  • INSPIRASI

Sejarah Pendirian Bank Indonesia

  • 5 Juli 2022
  • Kelas Pintar
anjing
View Post
  • INSPIRASI

7 Hewan yang Menularkan Virus Ke Manusia

  • 4 Juli 2022
  • Kelas Pintar
injeksi, dunia medis, injeksi dalam dunia medis
View Post
  • INSPIRASI

Pengertian, Jenis dan Manfaat Injeksi Bagi Dunia Medis

  • 4 Juli 2022
  • Kelas Pintar
satelit di Indonesia
View Post
  • INSPIRASI

Daftar Satelit yang Pernah Diluncurkan Indonesia

  • 1 Juli 2022
  • Kelas Pintar
Terbaru
  • Menghitung Luas Permukaan Prisma
  • Sejarah Penemuan Vaksin Rabies oleh Louis Pasteur
  • Diderita Justin Bieber, Apa Itu Ramsay Hunt Syndrome?
  • 7 Destinasi Liburan yang Cocok Untuk Keluarga
  • Sejarah Perjuangan Rakyat Semarang
DOWNLOAD APLIKASI KELAS PINTAR DI:
Follow social media Kelas Pintar:
Facebook
Facebook
fb-share-icon
Twitter
Visit Us
Follow Me
Tweet
YouTube
Instagram
Copyright © 2020 Kelas Pintar, All Rights Reserved

Input your search keywords and press Enter.