Segitiga Bermuda terkenal sebagai tempat hilangnya berbagai kapal dan pesawat yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, alias misterius. Diantara sekian banyak peristiwa tersebut, satu yang paling membekas dan bertahan lama adalah kisah penerbangan 19.
Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat. Penerbangan itu terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember 1945.
Untuk diketahui, pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli dalam bidang penerbangan dan kelautan untuk mengahadapi situasi buruk. Meski begitu, pesawat-pesawat ini tiba-tiba menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh.
Saat itu, penyebab hilangnya pesawat-pesawat ini dianggap karena penerbangan masih mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang cerah. Dugaan ini masuk akal, terlebih pesawat memang dirancang untuk dapat mengapung di lautan dalam waktu yang lama, secara tidak langsung peluang untuk menemukannya pun terbuka lebar.
Regu penyelamat pun dikirimkan untuk menjemput penerbangan tersebut. Tetapi bukannya menemukan pesawat-pesawat yang dimaksud, regu penyelamat justru ikut lenyap dan tidak pernah ditemukan. Karena peristiwa ini terbilang misterius, maka penyebab dan alasannya pun dianggap tidak diketahui. Terlebih, tidak ada tubuh atau potongan pesawat yang bisa dijadikan sebagai bukti.
Baca juga: Apa yang kamu Ketahui tentang Segitiga Bermuda?
Peristiwa hilangnya pesawat-pesawat pada penerbangan 19 yang misterius tidak lantas membuat otoritas, dalam hal ini angkatan laut Amerika Serikat, berdiam diri. Investigasi menyeluruh dilakukan. Setidaknya, dewan Angkatan Laut membuat laporan investigasi setebal 500 halaman beberapa bulan setelah kejadian.
Ada beberapa temuan yang didapat saat itu:
1. Pemimpin penerbangan Lt. Charles C. Taylor secara keliru percaya bahwa pulau-pulau kecil yang dia lewati adalah Florida Keys, bahwa penerbangannya melewati Teluk Meksiko, dan bahwa menuju timur laut akan membawa mereka ke Florida. Diduga bahwa Taylor telah melewati Bahama sesuai jadwal, dan dia memang memimpin penerbangannya ke timur laut melintasi Atlantik.
Laporan juga mencatat bahwa beberapa perwira bawahan kemungkinan mengetahui perkiraan posisi mereka seperti yang ditunjukkan oleh transmisi radio yang menyatakan bahwa terbang ke barat akan membawa mereka ke daratan.
2. Taylor tidak bersalah karena kompas berhenti bekerja.
3. Hilangnya PBM-5 BuNo 59225 dikaitkan dengan ledakan.
Laporan tersebut diubah menjadi “penyebab tidak diketahui” oleh Angkatan Laut setelah ibu Taylor berpendapat bahwa Angkatan Laut secara tidak adil menyalahkan putranya atas hilangnya lima pesawat dan 14 orang, ketika Angkatan Laut bahkan tidak memiliki tubuh maupun pesawat sebagai bukti.
Peristiwa Misterius Lainnya di Segitiga Bermuda
Jauh sebelum penerbangan 19, sejumlah peristiwa misterius telah terjadi di segitiga bermuda yang melibatkan sejumlah penerbangan. Diantara peristiwa yang tak bisa dijelaskan itu, ada Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda. Kejadian ini berlangsung pada tahun 1872.
Selain itu, ada juga misteri hilangnya USS Cyclops (AC-4) pada tahun 1918. Kala itu, kapal diduga lenyap di laut berbadai. Padahal sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai.
Pada tahun 1938, HMS Anglo Australian juga menghilang di segitiga bermuda. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang.