Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi semua mahluk hidup. Bagi manusia sendiri diketahui 80 persen dalam tubuh merupakan air. Sehingga kekurangan air merupakan salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Hal itu pula yang memicu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 22 Maret 1992 sebagai World Water Day atau Hari Air Sedunia, dan pertama kali diperingati satu tahun kemudian.
Air merupakan hajat semua makhluk hidup, dalam berbagai penelitian di dunia menyebutkan rata-rata mahluk hidup memiliki kebutuhan air sebesar 60 L/orang/hari. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah populasi, kebutuhan air bersih di dunia juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2025, kebutuhan air bersih di dunia diprediksi mencapau 492 km3 per hari. Dan pada tahun 2100 diperlukan air bersih sebanyak 611 km3 per hari. Angka tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri di tengah angka pencemaran air bersih di hampir semua negara di dunia.
Bagi Indonesia sendiri, dimana 60 persen dari luas wilayahnya merupakan lautan atau air laut, hanya 2,5 persen yang merupakan sumber air bersih. Mirisnya, 56 persen sungai-sungai di Indonesia sudah tercemar. Akibatnya, sebagian penduduk yang berada di kota besar memiliki persoalan air bersih yang akut. Sehingga hal ini tentunya harus menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Dibentuknya Badan PBB Khusus Menangani Masalah Air
Mengingat begitu vitalnya peran dari air bersih bagi kehidupan, PBB sangat gencar mensosialisasikan Hari Air Sedunia atau World Water Day dengan berbagai aksi nyata. Sejarah Hari Air Sedunia atau World Water Day sendiri ditujukan untuk menarik perhatian akan pentingnya air bersih dan juga menyadarkan untuk mengelola sumber-sumber air bersih secara berkelanjutan.
Sekedar informasi, sekitar satu dari sembilan orang dari 2,1 miliar penduduk dunia belum memiliki akses kepada air bersih, padahal air merupakan hak asasi manusia untuk hidup.
(Baca juga: Pentingnya Memperingati Hari Pohon Sedunia)
World Water Day ditetapkan pada tanggal 22 Desember 1992 pada sidang umum PBB ke 47 di Rio De Janeiro Brasil. Peringatan hari air sedunia dimulai pada tahun 1993 dengan tujuan supaya masyarakat di dunia memberi dukungan dalam konservasi air dengan cara mengurangi penggunaan air keran yang berlebihan. PBB bersama seluruh anggota PBB gencar mensosialisasikan tentang hari air sedunia ini melalui kegiatan nyata.
Pada tahun 2003, Komite Tingkat Tinggi PBB meresmikan UN Water sebagai wadah untuk menjalankan mekanisme koordinasi antar lembaga di dalam PBB untuk semua masalah yang berhubungan dengan air tawar termasuk sanitasi. Pembentukan UN Water dilakukan untuk mengatasi hubungan antar sektor mengenai isu air dan memaksimalkan tindakan yang terkoordinasi seluruh sistem.
UN Water akan mengkoordinasikan tindakan yang ditujukan untuk melaksanakan agenda yang telah ditetapkan oleh Deklarasi Milenium dan KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan.
Dibentuknya UN Water sendiri ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari program kerja dan proyek dengan memfasilitasi upaya bersama dan memaksimalkan aksi seluruh sistem yang terkoordinasi secara efektif. Dukungan yang diberikan kepada negara-negara anggota dalam mencapai tujuan yang terikat waktu, sasaran dan tindakan yang berhubungan dengan ruang lingkup kerja berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat internasional terutama yang terkandug dalam tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Pelaksanaan Johannesburg (World Summit on Sustainable Development).
Lingkup pekerjaan UN Water mencakup semua aspek dari permasalahan air tawar termasuk permukaan dan sumber daya air tanah, juga antar muka air tawar dan laut. Termasuk kualitas dan kuantitas sumber air tawar, pengembangan, manajemen, pengawasan, penilaian dan penggunaan, sanitasi, bencana yang berhubungan dengan air, keadaan darurat dan ekstrim serta pengaruh dan akibatnya terhadap keamanan kehidupan manusia.
.