Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi dunia terus mengalami fase yang sangat pesat seiring mudahnya akses internet. Salah satunya adalah penemuan World Wide Web atau yang kini lebih familiar dengan singkatan WWW. Bahkan web ini sudah menjadi kesatuan gaya hidup yang tidak terpisahkan dari keseharian kita, baik untuk mengakses data, dokumen, dan berbagai macam informasi yang terdapat di dalam situs. Nah, bagaimana sejarah penemuan web ini?
Web atau WWW ini terdiri dari milyaran situ web di seluruh dunia yang tersebar dengan menggunakan komputer server yang juga berhubungan dengan internet. Fungsi dari web/ WWW adalah sebagai penyedia data dan informasi yang diperlukan oleh pengguna internet.
Secara umum, pengertian web adalah kumpulan sumber daya internet (seperti FTP, telnet, Usenet), teks hyperlink, file audio, dan video dan situ jarak jauh yang dapat diakses maupun dicari oleh browser berdasarkan standar seperti HTTP dan TCP/ IP.
Dalam sejarah penemuannya web atau website pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan komputer bernama Tim Berners-Lee. Ia bekerja di European Organization for Nuclear Research (CERN) di Jenewa, Swiss. Ia pertama kali memberanikan diri untuk mengembangkan web dengan konsep hiperteks (hypertext) karena kebutuhannya untuk menyimpan berkas-berkas pribadinya.
Ia membuat sistem bernama “ENQUIRE” yang merupakan database pengguna personal dan model software. Dimana, web tersebut dirancang untuk memungkinkan orang untuk bekerjasama dengan menggabungkan pengetahuan mereka dalam web dokumen hypertext.
Dilansir dari Wikipedia, pada tahun 1990an World Wide Web pertama kali dibuat tersedia dalam CERN (dikenal sebagai CERN httpd) pada bulan Desember. Sepanjang tahun 1991 dan 1993 Tim terus bekerja pada desain web, dan memastikan koordinasi umpan balik dari pengguna di internet.
Dalam pembuatan konsep web ini hal pertama yang dilakukan adalah merancang HyperText Transfer Protocol (HTTP). Bahasa program tersebut mengatur bagaimana sebuah data didistribusikan ke banyak komputer, setelah itu Lee pun menciptakan Hyper Text Markup Languange (HTML) sebagai pondasi sebuah laman website.
(Baca juga: Berkenalan dengan Bapak Internet, Leonard Kleinrock)
Pada tahun 1994, Tim mendirikan World Wide Web Consortium, Laboratorium Ilmu Komputer (LCS) yang bergabung dengan Artificial Intelligence Lab pada tahun 2003 untuk menjadi Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan Laboratorium (CSAIL) di Massachusetts Institute of Technology (MIT) .
Sejak saat itu ia menjabat sebagai Direktur World Wide Web Consortium, organisasi standar Web yang mengembangkan teknologi interoperable (spesifikasi, pedoman, perangkat lunak, dan alat-alat) untuk memimpin Web secara maksimal. Konsorsium memiliki situs tuan rumah yang terletak di MIT, di ERCIM di Eropa, dan di Universitas Keio di Jepang serta Kantor di seluruh dunia.
Pembagian Situs Web
Dalam sejarah perjalanannya, kita mengenal adanya situs web statis dan dinamis. Situs web statis merupakan situs web yang memiliki isi tidak dimaksudkan untuk diperbarui secara berkala sehingga pengaturan ataupun pemutakhiran isi atas situs web tersebut dilakukan secara manual.
Situs web ini memiliki tiga jenis perangkat utilitas yang biasa digunakan dalam pengaturan, diantaranya Penyunting teks, yakni perangkat utilitas yang digunakan untuk menyunting berkas halaman web (misalnya: Notepad atau TextEdit); Penyunting WYSIWYG, yakni perangkat lunak utilitas penyunting halaman web yang dilengkapi dengan antarmuka grafis dalam perancangan serta pendisainannya.
Berkas halaman web umumnya tidak disunting secara lengsung oleh pengguna melainkan utilitas ini akan membuatnya secara otomatis berbasis dari laman kerja yang dibuat oleh pengguna. perangkat lunak ini. Misalnya: Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver.
Terakhir, Penyunting berbasis templat. Ini merupakan beberapa utilitas tertentu seperti Rapidweaver dan iWeb, dimana pengguna dapat dengan mudah membuat sebuah situs web tanpa harus mengetahui bahasa HTML, melainkan menyunting halaman web seperti halnya halaman biasa. Pengguna dapat memilih templat yang akan digunakan oleh utilitas ini untuk menyunting berkas yang dibuat pengguna dan menjadikannya halam web secara otomatis.
(Baca juga: Tips Cerdas Memanfaatkan Internet di Masa Pandemi)
Sementara itu, situs web dinamis merupakan situs web yang secara spesifik didesain agar isi yang terdapat dalam situs tersebut dapat diperbarui secara berkala dengan mudah. Sesuai dengan namanya, isi yang terkadung dalam situs web ini umumnya akan berubah setelah melewati satu periode tertentu. Situs berita adalah salah satu contoh jenis situs yang umumnya mengimplementasikan situs web dinamis.
Tidak seperti halnya situs web statis, pengimplementasian situs web dinamis umumnya membutuhkan keberadaan infrastruktur yang lebih kompleks dibandingkan situs web statis. Hal ini disebabkan karena pada situs web dinamis halaman web umumnya baru akan dibuat saat ada pengguna yang mengaksesnya, berbeda dengan situs web statis yang umumnya telah membentuk sejumlah halaman web saat diunggah di server web sehingga saat pengguna mengaksesnya server web hanya tinggal memberikan halaman tersebut tanpa perlu membuatnya terlebih dulu.
Struktur berkas sebuah situs web dinamis umumnya berbeda dengan situs web statis, berkas-berkas pada situs web statis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang membentuk sebuah situs web.
Berbeda halnya dengan situs web statis, berkas-berkas pada situs web dinamis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang membentuk perangkat lunak aplikasi web yang akan dijalankan oleh mesin penerjemah server web, berfungsi memanajemen pembuatan halaman web saat halaman tersebut diminta oleh pengguna.