Memindahkan Ibu kota bukan merupakan hal baru bagi Indonesia maupun negara lainnya di dunia. Selain Indonesia, salah satu negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia, juga merupakan negara yang memindahkan pusat pemerintahannya pada tahun 1999 ke Putrajaya dari Kuala Lumpur, yang tetap menjadi ibu kota nasional tempat raja tinggal, serta pusat komersial dan keuangan negara.
Secara resmi, ibu kota Malaysia ini tidak dipindahkan. Namun negeri jiran memutuskan untuk memindahkan pemerintahan dari Kuala Lumpur ke sebuah kota yang berjarak 25 km dengan nama Puterajaya pada masa pemerintahan Dr. Mahathir Mohamad, sebagai tugas pertamanya sebagai perdana menteri. Langkah ini diambil pada tahun 1995 dan pemindahan seluruhnya dilakukan pada tahun 1999.
Pada waktu itu, alasan pemindahan ibu kota Malaysia adalah semakin macetnya kota Kuala Lumpur mengingat kota ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dari negara.
Sebagaimana diketahui, Putrajaya adalah pusat administrasi (pemerintahan federal) Malaysia yang menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995, namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah persekutuan Malaysia yang ketiga (2 wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan).
Wilayah Putrajaya sekarang ini diambil dari Selangor sebesar 46 km² setelah dilakukan transaksi dengan pemerintah. Selain itu, transaksi ini juga membuat Selangor memiliki 2 buah wilayah persekutuan dalam batas-batasnya, yaitu Kuala Lumpur dan Putrajaya.
Kota ini terhubung dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) serta Kuala Lumpur dengan KLIA Transit. Letaknya ini juga berada dalam Multimedia Super Corridor, begitu juga dengan Cyberjaya yang terletak di barat Putrajaya.
Dari sisi demografi, pada 2007 populasi Putrajaya diperkirakan lebih dari 30.000, yang sebagian besar terdiri dari pegawai pemerintah. Pegawai pemerintah telah didorong untuk pindah ke kota melalui berbagai program subsidi dan pinjaman pemerintah. Populasi telah meningkat menjadi 88.300 pada tahun 2015.
Pada 2010, populasi Putrajaya adalah 97,4 persen Muslim, 1,0 persen Hindu, 0,9 persen Kristen, 0,4 persen Buddha, 0,2 persen tidak diketahui dan 0,1 persen agama lain. Konstitusi Malaysia secara tegas mendefinisikan apa yang membuat “Melayu”, mengingat orang Melayu yang beragama Islam, berbicara bahasa Melayu secara teratur, mempraktikkan adat Melayu, dan tinggal di atau memiliki leluhur dari Indonesia, Brunei, Malaysia atau Singapura.
Hal Menarik Dari Putrajaya
Pemerintah Malaysia mengandalkan taman dan kebersihan Putrajaya untuk menarik lebih banyak pengunjung jika pandemi virus corona mereda. Sebagaimana dilansir berbagai umber dijelaskan bahwa Kota Putrajaya bertujuan untuk menjadi tujuan ekowisata utama, dan baru-baru ini mencap dirinya sebagai “ibu kota birding perkotaan” Malaysia. Lalu hal menarik apa saja yang ditawarkan Putrajaya?
Beberapa turis yang mengunjungi Putrajaya mendapatkan balasan setimpal. Pusat kota Putrajaya ditandai arsitektur kontemporer yang terinspirasi desain Islam tradisional. Gedung pencakar langit yang berkilauan dihiasi pola Arab bermotif geometris atau bunga.
Baca juga: Berkenalan dengan Ibu Kota Myanmar
Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin atau yang dikenal dengan sebutan masjid besi memperlihatkan arsitektur baja dan kaca mutakhir yang biasanya ditemukan di Tokyo atau Beijing. Demikian pula modern Putrajaya Convention Centre, sebuah kreasi avant-garde yang terinspirasi Pending Perak atau ikat pinggang perak regalia kerajaan para sultan Melayu.
Kota ini juga merupakan rumah bagi satu-satunya masjid merah muda di dunia, yaitu Masjid Putra. Putrajaya juga memiliki museum mengesankan, pusat perbelanjaan besar, dan salah satu lanskap kota terbersih dan terhijau di Asia karena 37 persen lahannya didedikasikan untuk taman dan publik terbuka.
Pusat kota ini berada di tengah Danau Putrajaya, di pulau sepanjang 4 kilometer dengan lebar 2 kilometer. Danau ini memiliki tepi laut sepanjang 38 kilometer, sebagian besar dilengkapi taman, jalur joging, dan jalur sepeda. Putrajaya Botanical Garden juga memiliki lebih dari 700 spesies tanaman tropis, dan dapat dijelajahi melalui perjalanan trem, sepeda sewaan, dan tur berpemandu.
Jalur pendakian yang sangat baik dan fasilitas berkemah adalah daya tarik utama Taman Rimba Alam di dekatnya. Ini adalah rumah bagi ekosistem hutan tropis perkotaan yang berkelanjutan yang dihuni oleh tanaman dari hutan hujan terdekat. Pemandangan 360 derajat Putrajaya yang memukau ditawarkan oleh paviliun bergaya Eropa di Taman Saujana Hijau.
Adapun Taman Warisan Pertanian Putrajaya didedikasikan untuk pelestarian pertanian tradisional Melayu. Di sini turis dapat belajar ilmu dasar menanam, memelihara, dan memanen tanaman seperti karet, kakao, dan kelapa sawit.
Untuk memastikan lingkungan yang patut ditiru tidak rusak, Putrajaya memiliki banyak kebijakan ramah lingkungan. Ada 10 kebun komunal di mana warga dapat menanam buah dan sayuran, fasilitas lebah madu komunitas, dan strategi pengurangan sampah intensif, yang tahun lalu meningkatkan tonase daur ulang kota sebesar 15 persen dari 2019.