Pendidikan tak dimungkiri menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Dengan ini, seseorang bukan saja bisa tumbuh sebagai manusia yang baik, tetapi juga berkualitas dan memiliki intelektual. Tentu saja, disamping terhindar pula dari yang namanya “ketertinggalan.” Karenanya, tidak berlebihan jika negara pun membuat aturan demi aturan mengenai hal ini.
Di negara kita tercinta ini misalnya, sebagaimana tercantum di dalam UUD pasal 28 C ayat 1 dan 2 dan pasal 31 ayat 1 dan 2, disebutkan bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak untuk mendapat pendidikan sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Itu artinya, ini bukan hanya milik satu atau dua orang saja, melainkan semua orang. Siapapun bisa mengeyamnya dan meningkatkan kualitas hidup melalui pendidikan.
Dampaknya apa? Yang pasti bukan cuma untuk diri sendiri. Pendidikan juga berperan besar bagi kemajuan dan perkembangan sebuah bangsa. Karena itu, memiliki sistem pendidikan yang baik dan memadai adalah sebuah kebutuhan.
Baru-baru ini, sebuah organisasi non-pemerintah asal Amerika yang memberikan dukungan teknis kepada organisasi pendidikan lokal, nasional, dan internasional, NJ MED (New Jersey Minority Educational Development), merilis hasil prediksinya terhadap negara-negara yang dianggap memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
Hal ini didasarkan pada sejumlah indikator, termasuk tingkat anak usia 3 hingga 4 tahun yang bersekolah, tingkat Kelulusan Sekolah Menengah untuk usia 14 hingga 18 tahun, tingkat Kelulusan Perguruan Tinggi untuk usia 18 hingga 25 tahun, tingkat keamanan sekolah, dan sebagainya. Nah, diantara nama-nama (negara) tersebut, berikut 7 teratas:
1. Finlandia (102)
Bukan tanpa alasan jika Finlandia disebut sebagai yang terbaik di dunia. Negeri ini secara rutin mengungguli Amerika Serikat dalam literasi membaca, sains, dan matematika. Finlandia juga selalu mendapatkan skor terbaik dalam survei penilaian siswa internasional (PISA) yang dilakukan tiga tahun sekali sejak 2000.
Finlandia berada di peringkat ke-13 untuk skor matematika PISA, peringkat ke-4 literasi baca, dan peringkat ke-5 untuk sains. Padahal, sekolah di Finlandia memiliki hari sekolah yang lebih singkat jika dibandingkan dengan sekolah di negara lain dan mereka tidak melakukan ulangan atau ujian standar.
2. Rusia (101)
Rusia memiliki sistem pendidikan yang sangat terstruktur bila dibandingkan dengan negara lainnya di Eropa tengah. Ada 4 jenjang harus ditempuh di negara ini, termasuk pendidikan dasar, menengah, tinggi dan pascasarjana.
Sistem pendidikan di Rusia terkenal dengan prestasinya dan penekanannya di bidang sains dan teknologi. Tak mengherankan, jika sebagian besar mata kuliah yang ditawarkan di institusi yang didanai pemerintah berpusat di sekitar area ini. Meski begitu, tak sedikit pula institusi swasta yang menawarkan program di bidang lain seperti ekonomi, bisnis dan hukum.
3. Korea Selatan (96)
Bukan saja dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, Korea Selatan juga dianggap sebagai negara yang sangat “keras” pada generasi mudanya, khususnya pelajar. Betapa tidak, standar tinggi yang diterapkan negara ini (pada sistem pendidikannya) telah membawa siswa pada waktu belajar yang sangat panjang.
Untuk jenjang SD-SMP misalnya, waktu belajar dimulai dari pukul 07.30-16.30. Sedangkan murid SMA harus belajar sejak 08.00-22.00. Hal tersebut dilakukan supaya siswa belajar dengan ekstra keras agar bisa masuk ke perguruan tinggi. Tak sampai disitu, Korea Selatan juga memberlakukan lama belajar selama 7 hari kerja. Wah…wah…wah…
Namun demikian, tidak berarti siswa-siswa di Korea Selatan juga tidak memiliki hari libur. Ada setidanya 11 hari libur nasional di negeri ini,termasuk hari kemerdekaan, hari anak, hari lahirnya Budha dan lain-lain. Itu belum termasuk liburan musim panas di bulan Juli-Agustus dan liburan musim dingin di bulan Januari-Februari.
4. Jepang (85)
Standar Pendidikan Jepang yang baik ditandai dengan tingginya persentase siswa yang masuk perguruan tinggi (tingkat sarjana) dan perguruan tinggi junior (kursus reguler), yakni sebesar 48,6%. Selain itu, negara ini juga menyediakan fasilitas penelitian, komputer, dan perpustakaan yang lengkap di universitas dan perguruan tinggi junior, sehingga memungkinkan siswa melakukan penelitian di lingkungan yang sangat baik. Tak heran, jika Jepang pun menjadi salah satu negara dengan kemajuan riset yang pesat.
Tak seperti kebanyakan sekolah dan universitas di dunia yang memulai tahun akademiknya pada bulan September atau Oktober, Jepang memilih bulan April sebagai awal dimulainya kalender akademis maupun bisnis.
5. Norwegia (84)
Norwegia memberlakukan kewajiban belajar 10 tahun, yang terdiri dari SD/SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah pertama ditempuh dalam kurun waktu 10 tahun (wajib), dengan materi berisi pengetahuan umum, etika, dan budaya; menengah atas, total 3 tahun berisi praktek dan teori yang dilakukan secara berimbang; dan pendidikan tinggi (universitas dan perguruan tinggi).
Secara garis besar, sistem di negara ini tidak jauh berbeda jika dibandinkan dengan negara lain di Eropa. Namun dari segi perlakuan, karakteristik siswa jadi perhatian utama. Para siswa diperlakukan dengan baik, dihargai bakat dan minatnya, dan dipersiapkan untuk dapat hidup mandiri.
6. Latvia (84)
Sistem pendidikan Latvia terdiri dari pendidikan pra-sekolah, dasar, menangah dan tinggi. Total pendidikan di negara ini berlangsung selama 12 tahun, dengan pendidikan dasar 9 tahun (wajib) dan 3 tahun pendidikan menengah. Selain itu, pendidikan pra sekolah, yakni usia 5-6 tahun juga wajib di Latvia.
Untuk pendidikan tinggi, Latvia memiliki universitas-universitas yang unggul di program studi IT dan teknik. Kualitasnya juga tidak kalah dibandingkan negara Eropa Timur lainnya, dan gelarnya setara dengan negara Uni-Eropa lainnya.
7. Lithuania (81)
Tak seperti beberapa negara Eropa, yang memilih menggratiskan pendidikan bagi warga negaranya, Lithuania tidak demikian. Namun, pendidikan masih tergolong murah dan terjangkau disini, dikarenakan besarnya dukungan pemerintah.
Tapi, perlu dicatat bahwa hanya siswa berprestasilah yang akan mendapat kemudahan untuk menempuh pendidikan lebih tinggi di Lithuania. Secara umum, sebagian besar warga negeri ini masuk ke perguruan tinggi, yakni sekitar 80%.