Tubuh manusia membutuhkan zat-zat untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, metabolisme, dan mendapatkan energi. Diantara zat tersebut adalah gizi dan nutrisi. Namun demikian, tak sedikit orang awam sering menyebut istilah “gizi” dengan sebutan nutrisi. Padahal, ini berbeda. Lantas, apa yang menjadi perbedaan antara gizi dan nutrisi?
Sebagaimana diketahui, sumber energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada kebutuhan zat pembangun.
Kebutuhan gizi tiap orang berbeda-beda. Hal tersebut berhubungan dengan jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan juga aktifitas seseorang. Oleh karena itu setiap individu sangat berbeda dalam menerima konsumsi makanan.
Disamping itu keanekaragaman makanan juga harus diperhatikan karena pada dasarnya setiap jenis makanan tertentu tidak mengandung semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan demikian, diperlukan beberapa makanan lain untuk mendapatkan komposisi makanan sesuai yang dianjurkan.
Lalu bagaimana dengan Nutrisi? Apa yang menjadi perbedaan antara gizi dengan nutrisi?
Perbedaan Gizi dan Nutrisi
Dalam sejarahnya, istilah “Gizi” diambil dari bahasa Arab yaitu “Ghidza atau dibaca ghizi” yang artinya adalah makanan. Sedangkan “Nutrisi” merupakan serapan dari kata “Nutrition” (inggris) yang berasal dari bahasa latin “nutritionem” yang artinya adalah makanan.
Baca juga: Pengertian Gizi dan Mana Saja yang Dibutuhkan Manusia
Berdasarkan sejarah, pada awal menerjemahkan “Nutrition” ke bahasa Indonesia, Lembaga Bahasa Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia menawarkan dua istilah “Al Gizzai/Ghidza=Gizi” kata dari bahasa Arab dan “Herena” kata dari bahasa Sansekerta.
Bapak Gizi Indonesia Prof. dr. Poorwo Soedarmo yang pada saat itu menjabat Kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) memilih “Gizi” menjadi terjemahan resminya. Pada Tahun 1958 kata Ilmu Gizi resmi menjadi istilah ilmiah. Pada kalangan profesional, istilah gizi merupakan istilah resmi yang telah dipakai sejak lama untuk manusia.
Sementara, dalam dunia peternakan dan pertanian di Indonesia, kata “nutrisi” lebih sering digunakan sebagai “nutrient” bagi ternak dan sebagai unsur hara bagi tumbuhan. Sejak tahun 1990, industri peternakan maupun pertanian kurang memahami akan penggunaan kata “gizi” untuk hewan maupun tanaman. Sehingga terkadang pemakaian kata “nutrisi” dan “gizi” masih sering tertukar.
Penggunaan yang tepat secara terus menerus akan mengurangi kebingungan dalam masyarakat dan memudahkan mereka menyerap informasi tentang gizi. Nah, sekarang sudah jelas kan apa yang menjadi perbedaan mendasar dari Gizi dan Nutrisi.
Penetapan 25 Januari Hari Gizi Nasional
Sebagaimana dilansir laman Kementerian Kesehatan, upaya perbaikan gizi masyarakat sejatinya telah dimulai sejak tahun 1950, yaitu saat Menteri Kesehatan Dokter J Leimena Bapak Gizi Indonesia mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR), yang waktu itu lebih dikenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV). Ini merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman. Prof. Poorwo Soedarmo dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia.
Hari Gizi Nasional (HGN) diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan oleh LMR pada tanggal 25 Januari 1951. Sejak saat itu pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian disepakati bahwa tanggal 25 Januari di peringati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia.
Hari Gizi Nasional pertama kali diadakan oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada pertengahan tahun 1960-an, kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak tahun 1970-an hingga sekarang.