Pada momen naik pesawat terbang, pasti seringkali mendengar pilot atau awak kabin menginformasikan berapa ketinggian pesawat berada. Diantara penumpang pastinya ada yang bertanya-tanya atau mencari tahu, kenapa alat transportasi ini harus terbang pada ketinggian tersebut. Pertanyaannya, seberapa tinggi sih sebetulnya pesawat bisa terbang?
Pesawat terbang komersial umumnya terbang di atas ketinggian 35.000 atau 36.000 kaki dari permukaan bumi. Disebutkan bahwa area pada ketinggian 35.000 sampai 36.000 kaki di udara adalah stratosfer bawah, yang berada tepat di atas troposfer atau bagian terendah dari atmosfer.
Bagaimana kalau dipaksakan lebih tinggi lagi? Kemungkinan atau hal yang bakal terjadi adalah terjadinya shutdown engine, restart engine, atau bahkan overheat dan terbakar karena telah mencapai ketinggian maksimum.
Dalam sejarahnya, pesawat terbang komersial yang mampu dan diizinkan terbang di ketinggian lebih dari batas maksimal dan bisa mencapai ketinggian 60 ribu kaki lebih, hanya pesawat supersonik Concorde dan Concorde dari Rusia, Tupolev Tu-144.
Ada beberapa hal yang membuatnya mampu dan diizinkan terbang di ketinggian tersebut, mulai dari efisiensi hingga teknologi.
Pada prinsipnya, semakin tinggi terbang, udara akan lebih ringan, sedikit resistensi angin, lebih banyak daya, lebih sedikit usaha, dan lebih sedikit hambatan. Hal itu berarti, beban kerja mesin akan menjadi berkurang dan output-nya pesawat akan lebih hemat bahan bakar. Namun, tidak semua pesawat dibuat untuk terbang di ketinggian yang sama.
Ketinggian pesawat terbang ditentukan oleh beratnya saat ini dan kondisi atmosfer pada saat penerbangan. Pesawat tersebut tak akan mampu mencapai kecepatan yang diharapkan bila berada pada ketinggian di bawah itu, di samping lalu lintas yang lebih padat dan membahayakan pesawat lainnya bila terbang dengan kecepatan penuh.
Baca juga: Apa Jadinya Jika Pesawat Terbang Tidak Ada?
Selain itu, kedua pesawat Rusia itu juga didukung sejumlah teknologi yang memungkinkannya untuk tebang di ketinggian tersebut, seperti jendela yang lebih kecil (bahkan tak lebih besar dari ukuran tangan orang dewasa) untuk meminimalis dekompresi; bentuk sayap delta; fitur keselamatan berupa sistem yang mencegah kemungkinan terburuk saat terjadi rapid emergency descent atau penurunan cepat; serta tekanan di dalam kabin yang masih dalam batas normal bagi penumpang.
Jika tidak didukung teknologi tersebut, maka bukan tidak mungkin penumpang akan pingsan.
Manfaat terbang di ketinggian 36.000 kaki :
- Efisiensi bahan bakar
Alasan terbesar untuk ketinggian ini terletak pada efisiensi bahan bakar. Hal ini dikarenakan udara tipis menciptakan lebih sedikit hambatan pada pesawat, yang berarti pesawat dapat menggunakan lebih sedikit bahan bakar untuk mempertahankan kecepatan. Namun terbang terlalu tinggi juga bisa menimbulkan masalah.
- Menghindari Lalu Lintas dan Bahaya
Terbang lebih tinggi berarti pesawat dapat menghindari burung, drone, dan pesawat ringan serta helikopter, yang terbang di ketinggian yang lebih rendah. Arah perjalanan pesawat juga dapat memengaruhi ketinggian pesawat.
Pesawat yang terbang ke timur (termasuk timur laut dan tenggara) akan terbang pada ketinggian ganjil (yaitu 35.000 kaki) dan semua arah lainnya akan terbang pada ketinggian genap. Sementara itu, rute menuju ke arah yang sama juga sering direncanakan, sehingga pesawat berada 1.000 kaki di atas atau di bawah satu sama lain untuk menghindari tabrakan.
- Cuaca
Adakah yang pernah bertanya-tanya, mengapa pemandangan di luar jendela pesawat bisa cerah suatu saat dan hujan saat menuju ke bandara tujuan? Itu semua ada hubungannya dengan ketinggian. Umumnya pesawat terbang di atas troposfer, tempat peristiwa cuaca biasanya terjadi.
- Turbulensi
Terbang lebih tinggi sebenarnya dapat meminimalkan turbulensi. Ketika pesawat menabrak kantong udara dan angin kencang, pengontrol lalu lintas udara terkadang menyarankan ketinggian yang berbeda untuk menghindarinya.
- Beda Pesawat, Beda Ketinggian
Tidak semua pesawat dibuat untuk terbang di ketinggian yang sama. Ketinggian pesawat ditentukan oleh beratnya saat ini dan kondisi atmosfer pada saat penerbangan.