Dalam tumbuh kembang anak, trauma merupakan hal yang sangat sulit dilewati. Kondisi ini diperoleh tidak hanya dalam lingkungan keluarga tetapi hingga kehidupan sosialnya. Lantas bagaimana dengan lingkungan sekolah? Dan bagaimana cara membantu mengatasi trauma anak di sekolah?
Trauma merupakan tekanan emosional dan psikologis yang berkaitan dengan peristiwa menakutkan, berbahaya, kekerasan, atau mengancam jiwa. Trauma pada anak dapat terjadi di banyak tempat, bahkan di sekolah. Trauma anak di sekolah terjadi karena peristiwa yang dialami dirinya sendiri, menimpa orang yang disayanginya, ataupun terpengaruh karena melihat atau mendengarnya dari sumber lain seperti televisi.
Trauma pada anak dapat mengganggu perkembangannya, yang kemudian bisa terbawa sampai dewasa. Agar tidak berkepanjangan, ada banyak cara yang perlu dilakukan agar anak bisa terbebas dari trauma.
Cara Menghilangkan Trauma pada Anak
Berapa pun usia anak, terlebih pada masa sekolah, penting bagi orangtua untuk membantu mengatasi trauma anak, terlebih pada masa sekolah. Dengan kasih sayang dan perhatian, trauma anak dapat memudar secara perlahan agar dapat kembali normal.
Berikut adalah beberapa cara membantu mengatasi trauma anak di sekolah, antara lain:
- Memberi perhatian lebih
Cobalah untuk berperan aktif dalam proses penyembuhan trauma anak dengan menghabiskan waktu bersama. Dengan memberikan rasa aman pada anak bisa membuatnya nyaman dan lambat lain anak akan menyampaikan apa yang dirasakannya.
- Menjadi Pendengar yang Baik
Penting untuk memahami bagaimana anak mampu memandang suatu situasi dan apa yang membuatnya terganggu. Jadilah pendengar yang baik atas keluh kesah anak. Jangan menyela atau bahkan menghentikan yang anak sampaikan. Biarkan anak tahu bahwa tidak apa-apa untuk memberi tahu perasaannya kepada orang tua.
- Bantu membangun kembali rasa aman dan percaya
Cara mengatasi trauma pada anak juga bisa dilakukan dengan membantunya membangun kembali rasa aman dan percaya. Trauma dapat membuat anak merasa lebih sulit mempercayai lingkungan sekitarnya dan membuatnya merasa tidak aman. Bantulah anak untuk membangun kembali rasa aman dan percaya.
Baca juga: Sleep Apnea Pada Anak, Gejala dan Pengobatan
Tunjukkan kepada anak bahwa orang tua akan melakukan apa pun untuk membuatnya merasa aman. Beri pengertian pada anak bahwa peristiwa traumatis sudah berlalu, dan sudah saatnya bagi mereka untuk kembali hidup seperti biasanya.
- Bersikap dan bertutur kata yang baik
Bersikap dan bertutur kata yang baik termasuk cara menghilangkan trauma kekerasan pada anak. Gunakan kata-kata yang baik ketika berbincang dengan anak. Hindari memarahinya atau bahkan berkata kasar karena akan membuat mereka semakin menarik diri. Ciptakan kehangatan antara Anda dan anak agar mereka tidak merasa ketakutan lagi.
- Bantu anak rileks dengan latihan pernapasan
Untuk membuat anak lebih tenang, bantulah mereka melakukan latihan pernapasan. Napas perut yang dalam dapat membantu merelaksasi otot-otot tubuhnya. Minta anak berbaring dan letakkan bantal di perutnya, kemudian tarik napas perlahan sampai hitungan tiga.
Selanjutnya, hembuskan napas dengan menghitung sampai tiga. Buat mereka memperhatikan bantal yang ada di perutnya naik dan turun seiring dengan tarikan dan hembusan napas.
- Mengajak anak melakukan aktivitas fisik
Cara mengatasi trauma pada anak berikutnya adalah dengan melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dipercaya bisa melepaskan endorfin yang mampu meningkatkan suasana hati dan dan membantu anak tidur lebih nyenyak.
Bergerak aktif dapat membantu membangunkan sistem saraf anak yang terhambat karena kejadian traumatis. Membuat lebih banyak kegiatan menyenangkan untuk dikenang dapat membantu untuk menggantikan ingatan akan trauma masa lalu yang buruk.
Ajaklah anak melakukan olahraga yang mereka sukai, seperti berenang, sepak bola, bulu tangkis, dan lainnya. Selain itu, Anda juga dapat mengajak anak pergi ke taman bermain, menonton film atau bertamasya untuk membuatnya bahagia.
- Dorong anak untuk membagi apa yang mereka rasakan
Alih-alih mendikte anak, biarkan mereka tahu bahwa perasaan apa pun yang dialami adalah normal. Bahkan perasaan tidak menyenangkan akan berlalu jika mereka terbuka tentangnya. Banyak remaja mungkin enggan membicarakan perasaan mereka dengan orangtua. Dorong mereka untuk menceritakan kepada orang dewasa yang dipercaya lainnya, seperti kerabat, guru, tokoh agama, atau psikolog.
- Tidak mendikte anak
Cara menghilangkan trauma pada anak adalah dengan tidak mendiktenya. Setiap anak memiliki reaksi yang berbeda-beda saat memiliki trauma. Perasaan anak bisa datang dan pergi secara tiba-tiba. Mereka mungkin murung dan menarik diri pada waktu-waktu tertentu, bahkan merasa sedih dan ketakutan di waktu lain.
Tidak ada perasaan “benar” atau “salah” setelah peristiwa traumatis, sebaiknya jangan mendikte apa yang seharusnya dipikirkan atau dirasakan anak. Hal tersebut justru akan membuatnya sulit untuk mengatasi trauma.
- Terus beri dukungan pada anak
Berikan anak waktu untuk menyembuhkan dan meratapi kehilangan yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari peristiwa traumatis. Orang tua harus terus memberi anak dukungan untuk mengatasi rasa traumanya. Cobalah untuk menjauhkan hal-hal yang berhubungan dengan penyebab trauma anak agar kondisinya tidak semakin parah.
- Lakukan rutinitas menyenangkan
Cara mengatasi trauma pada anak dapat dilakukan dengan melakukan rutinitas yang menyenangkan agar suasana hati mereka menjadi lebih baik. Misalnya, cobalah membacakan cerita, berpelukan, atau menyanyikan lagu bersama sebelum tidur.