Bagi orang yang berjiwa bebas dan senang bepergian, mungkin akan menimbang berkali-kali untuk memiliki anak meski sudah terikat pernikahan. Pasalnya, jika memiliki anak, tentu tidak akan leluasa dan tentunya harus memikul tanggung jawab untuk mengurus anak. Karena itulah, saat ini banyak pasangan muda yang memilih untuk tidak memiliki anak alias childfree sehingga memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Lantas, apa itu childfree?
Perkembangan dunia yang semakin maju dan modern kini sudah merasuk dalam kehidupan dunia generasi muda. Pola pikir dan perilaku anak jaman now-pun terbilang berkembang pesat. Pola pikir ini kemudian mempengaruhi budaya hidup yang selama ini sudah dijalani. Salah satunya adalah budaya perkawinan dan seksualitas. Dalam ranah ini budaya childfree turut mempengaruhinya.
Alhasil, pemikiran anak muda saat ini seringkali kontradiktif dengan pemikiran orang dulu (orang tua). Dimana, adat dan budaya seringkali terpinggirkan. Tengok saja kehidupan masyarakat Indonesia tempo dulu, dari urusan pernikahan dan perkawinan saja memiliki adat, budaya, aturan, dan kebiasaannya tersendiri. Termasuk didalamnya untuk urusan anak atau keturunan.
Anggapan banyak anak, banyak rejeki juga sangat kental, sehingga banyak pasangan menikah dahulu tidak ingin menunda memiliki anak. Generasi saat ini sudah berbeda jaman dan berbeda budayanya. Banyak pasangan muda yang bebas memilih atau menentukan hidupnya sendiri, baik cita-cita, keluarga, dan harapannya. Termasuk memilih tidak memiliki anak atau childfree.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, pergeseran budaya, sudut pandang negatif maupun stigma sosial yang bertentangan dengan tradisi akan dijawab oleh waktu. Artinya, seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan cara berpikir dan lahirnya ilmu teknologi yang semakin modern akan menimbulkan lahirnya budaya populer lainnya di kalangan generasi
Untung Rugi Memilih Childfree
Memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree merupakan sebuah pilihan setiap individu. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk bebas anak. Alasannya pun bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Biasanya, ketika ada pasangan yang memutuskan untuk childfree didasarkan atas kesepakatan bersama pada saat pra pernikahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya perselisihan atau konflik diantara pasangan tersebut.
Baca juga: 10 Tanda Anak Cerdas, Bisa Dilihat di Usia Dini
Menurut seorang psikolog di Amerika Serikat sekaligus penulis buku Complete Without Kids: An Insider’s Guide to Childfree Living By Choice Or By Chance , Ellen Walker, Ph.D., terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari childfree , antara lain
- Keuntungan Memilih Childfree
- Memiliki waktu lebih banyak untuk perawatan diri dan melakukan kegiatan lainnya dengan bebas tanpa terbebani merawat anak.
- Dapat memfokuskan diri untuk mengejar karier dan mendedikasikan waktu kesenangan diri sendiri maupun bersama pasangan.
- Tidak memiliki beban untuk mengasuh dan merawat anak, sehingga lebih tenang dan fokus pada diri sendiri atau hanya bersama pasangan.
- Kerugian Memilih Childfree
- Merasa sendiri dan cenderung menghindar berkumpul. Saat ada kesempatan untuk berkumpul dengan teman cenderung menghindar dari obrolan tentang anak.
- Kehilangan kesempatan menjadi seorang Ibu. Ada anggapan hadirnya anak akan menjadi kesempatan untuk merasakan menjadi seorang Ibu dan kodratnya sebagai perempuan. Memiliki childfree artinya memutuskan untuk kehilangan kesempatan tersebut.
- Merasa kesepian saat sudah tua. Meskipun saat memiliki anak akan meninggalkan rumah saat memutuskan berumahtangga, namun ada momen bisa berkumpul bersama anak dan cucu. Hal inilah yang akan dilewati oleh orang yang memutuskan untuk memilih child free, saat tua nanti akan merasakan kesepian. Terlebih nanti ditinggal oleh pasangan hidupnya.