Pada era modern ini, sudah menjadi pemandangan umum melihat anak lebih asik bermain dengan gadget atau ponselnya ketimbang kegiatan bermain pada umumnya. Salah-salah bila tanpa pengawasan yang ketat, akan membuat anak semakin kecanduan. Namun demikian, bukan berarti tidak diperbolehkan. Sebab memberikan ponsel dengan pengawasan yang baik pasti memberikan efek positif buat anak. Lalu apa saja sih plus minus memberikan ponsel pada anak?
Dari sebuah survei yang dilakukan Northwestern University pada 2.300 orang tua yang memiliki anak-anak balita hingga usia 8 tahun, periset menemukan sekira 78% orang tua tidak mempermasalahkan penggunaan gadget pada anak-anaknya dan 59% mengatakan tidak khawatir anaknya menjadi ‘pecandu’ gadget.
Survei tersebut juga mencatat yang menjadi kekhawatiran utama orang tua tersebut adalah dampak negatif gadget terhadap aktivitas fisik anak. Lebih dari 60% orang tua mengatakan, bila anak-anak sedang asyik bermain dengan video games, mereka menjadi kurang aktif bergerak, begitu pula saat menonton televisi, bermain komputer dan handphone.
Para ahli menyarankan, orang tua perlu menunggu anak hingga usia pra-sekolah untuk mengenalkan gadget. Meskipun, lambat laun, seiring dengan kemajuan teknologi, anak akan siap untuk menerima gadget asalkan di bawah pengawasan orang tua. Pada lingkungan yang selalu penuh pengawasan tersebut, anak usia 4-5 tahun sudah bisa aktif belajar dari gadget.
Perlu diingat, ponsel atau gadget lainnya tidak selalu berdampak buruk terhadap anak karena dapat membantu menstimulasi imajinasi, membantu memperbaiki kemampuan mendengar, mempelajari suara-suara dan bicara, serta dapat membantu daya pikir strategi anak. Jadi ada plus minus memberikan ponsel pada anak asalkan berada dibawah pengawasan orang tua.
Dampak Positif
Ada beberapa dampak positif yang bisa diperoleh anak melalui penggunaan gadget, seperti dapat mengakses pengetahuan atau bahan pelajaran dengan mudah, mempermudah komunikasi di situasi darurat, serta memberikan hiburan. Namun di balik manfaatnya, disarankan agar orangtua untuk memahami juga apa pengaruh penggunaan gadget berlebih pada plastisitas otak anak.
Baca juga: 5 Aktivitas Menyenangkan yang Bisa Dilakukan di Bulan Puasa
Plastisitas otak adalah konsep yang menjelaskan bahwa otak adalah organ yang elastis, dalam artian bisa terus dibentuk dan dilatih. Agar dapat digunakan dengan maksimal, perlu ada sambungan neuron atau sel saraf, yang bisa dicapai dengan stimulasi.
Stimulasi bisa dilakukan dengan aktivitas seperti belajar, membaca, bermain, olahraga, serta kegiatan psikomotoris lainnya. Semakin banyak stimulasi yang diterima, akan semakin banyak juga sel saraf di otak yang tersambung. Artinya, anak akan semakin cerdas.
Dampak Negatif
Memberikan ponsel pada anak tidak hanya memberikan manfaat, ponsel juga meninggalkan sejumlah dampak negatif yakni dapat menghambat perkembangan motorik anak, menghambat perkembangan bahasa dan sosial anak, menimbulkan masalah perilaku, serta menimbulkan masalah kesehatan fisik.
Pada anak usia dini masih dalam tahap perkembangan motorik yang mengharuskannya banyak bergerak. Penggunaan gadget berlebihan akan membuatnya diam terlalu lama sehingga perkembangannya terganggu. Bahkan tak hanya motoriknya, kemampuan berbahasa dan bersosial anak juga akan terhambat karena anak akan banyak diam ketika menggunakan gadget.
Ponsel juga dapat pula menimbulkan masalah kesehatan. Ketika anak asyik dengan gadgetnya, anak tidak akan banyak beraktivitas sehingga bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan pada anak.