Anak-anak yang memiliki tubuh gemuk dan pipi chubby memang sangat menggemaskan dan lucu. Namun, kondisi ini bukan berarti tidak bisa menimbulkan risiko kesehatan, seperti obesitas. Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk ke dalam tubuh dan yang dikeluarkan, sehingga terjadi penumpukan dan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Lalu bagaimana melindungi anak dari obesitas?
Penumpukan lemak dalam tubuh yang berlebihan, merupakan salah satu tanda bahwa seseorang tersebut mengalami gejala obesitas. Berbeda dengan dewasa, obesitas pada anak akan membuat mereka menjadi rentan untuk terkena berbagai penyakit yang sulit dikelola.
Terdapat beberapa gejala klinis bagi anak yang mengalami obesitas, diantaranya:
- Wajah membulat
- Pipi tembem
- Dagu rangkap
- Dinding perut yang berlipat-lipat
- Terdapat acanthosis nigricans (bercak kehitaman di belakang leher).
Peringatan tentang pencegahan obesitas pada anak kini semakin gencar terdengar di mana-mana. Kabar baiknya, makin banyak orang yang peduli dan mulai memahami bahwa obesitas pada anak adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya dan sudah sepantasnya diberantas.
Melindungi anak dari obesitas adalah cara terbaik untuk melindungi masa depannya. Di Indonesia, jumlah anak dengan obesitas mengalami peningkatan setiap tahunnya, terutama anak usia 5–12 tahun. Namun, tidak hanya di Indonesia, di negara lainnya pun ditemukan banyak anak yang kelebihan berat badan.
Bahkan, WHO menyatakan ada sekitar 1 milliar kasus obesitas di seluruh dunia dan 39 juta penderitanya adalah anak-anak. Obesitas pada masa anak-anak berpotensi menimbulkan berbagai gangguan, seperti sleep apnea, gangguan perkembangan tulang, atau masalah psikososial.
Baca juga: 5 Kesalahan Orangtua yang Harus Dihindari, Termasuk Suka Teriak
Obesitas pada anak juga berkaitan dengan obesitas ketika dewasa yang berpotensi menimbulkan diabetes dan penyakit jantung.
Penanganan Obesitas pada Anak
Penanganan obesitas tergantung usia dan ada tidaknya kondisi medis yang diderita oleh anak. Mengingat anak masih tumbuh dan berkembang, pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet dengan gizi seimbang sesuai kebutuhannya.
Target penurunan berat badan pada anak obesitas sangat minimal, yaitu hanya 0,5–2 kg per bulan atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena proses pertumbuhan masih berlangsung.
Tips Melindungi Anak Dari Obesitas
Berikut ini adalah beberapa tips yang orang tua bisa terapkan untuk melindungi anak dari Obesitas dengan membatasi asupan makan pada anak, sebagaimana dilansir berbagai sumber, antara lain:
- Pastikan anak makan secara teratur 3 kali sehari dengan camilan 1–2 kali per hari. Camilan yang dimaksud meliputi apel, jeruk, atau pir.
- Hindari buah berkalori tinggi, seperti mangga atau durian.
- Ajarkan anak untuk hanya minum air putih dan jauhkan anak dari minuman bersoda atau susu dengan rasa.
- Pastikan anak tidak makan sambil bermain atau menonton televisi.
- Hindari memberi makanan sebagai hadiah ketika anak berhasil melakukan sesuatu.
- Hindari memberi makanan siap saji atau makanan yang manis.
- Batasi asupan susu hanya 500 ml/hari untuk anak berusia lebih dari 2 tahun dan ganti susu full cream dengan susu skim atau susu rendah lemak.
- Biasakan anak sarapan pagi. Penelitian menunjukkan anak yang tidak sarapan berisiko 43% lebih tinggi untuk mengalami obesitas.