Anak kecil merupakan peniru andal, seringkali apapun yang dilakukan orang tua dicontoh secara mentah-mentah. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian para orang tua agar berhati-hati dalam bersikap di depan anak. Terlebih ini akan keluar dan membentuk karakter anak. Lalu, bagaimana tips untuk menjadi orang tua kalem atau tenang bagi anak?
Menjadi orang tua memang bukanlah perkara mudah, adakalanya kita sering emosional di depan anak saat berhadapan dengan perilaku mereka yang terkadang susah diatur. Dengan begitu, emosipun sulit dikendalikan, sehingga muncullah sikap yang kurang lembut.
Harus diingat, perilaku anak membuat kemarahan memuncak. Padahal, tanpa disadari perilaku anak tersebut merupakan cerminan dari apa yang para orang tua tampilkan. Untuk itu, jika orang tua ingin anaknya menjadi seseorang yang lebih lembut, maka orang tua harus berkomunikasi maupun berperilaku dengan lembut pada anak.
Cara orang tua berbicara pada anak akan menjadi suara dalam dirinya (inner voice). Inilah yang kemudian akan keluar dan membentuk karakter anak. Di bawah ini beberapa tips menjadi orang tua kalem dan lebih tenang bagi anak.
- Komunikasikan Perasaan Kita
Tips orang tua kalem yang pertama dimulai dengan kendalikan emosi, saat sudah terkendali sangat disarankan untuk mengkomunikasikan perasaan yang kita sebelumnya. Misalnya, dengan menjelaskan kepada anak bahwa perbuatan yang telah ia lakukan membuat kita marah. Meski begitu, jelaskan dengan menggunakan kalimat yang positif, tertata, dan tidak menyakiti hati anak.
Baca juga: Hal-hal yang Tidak Boleh Dikatakan Orangtua Pada Anak
Hindari nada suara yang tinggi dan kalimat yang ketus. Dengan begitu, anak akan memahami perilakunya yang tidak menyenangkan hati orang tuanya. Langkan demikian akan membuat anak menarik kesimpulan bahwa orang tuanya memiliki sikap yang kalem dan tenang. Sehingga, anak juga terhindar dari perasaan sakit hati, atau melihat contoh kurang baik dari orang tua yang sedang emosi.
- Jangan Bereaksi ketika Sedang Marah
Sebaiknya hindari bereaksi atau tutupi Engan diam ketika sedang marah. Hal yang bisa kita katakan adalah pertanyaan tentang mengapa anak berperilaku dan melakukan hal tersebut dan tentunya dengan suara yang lebih lembut. Selebihnya, lebih baik tahan perkataan dan perilaku hingga emosi benar-benar mereda. Selama menunggu emosi benar-benar mereda, pikirkan cara merespon yang lebih kalem dan tidak menggebu-gebu.
- Belajar untuk menjadi pendengar
Sebelum bersikap, jadilah pendengar yang baik. Lalu telaah apa yang disampaikan anak. Mulailah bertanya kepada anak, sehingga kita akan mengerti sudut pandang mereka, dan tidak terpaku pada sudut pandang kita.
Ketika anak sedang memberikan jawaban, sebaiknya dengarkan apa yang mereka katakan. Setelah mereka memberikan jawaban, tarik nafas lalu pikirkan sisi baik dari jawaban yang mereka berikan, selama tidak bertentangan dengan norma. Mendengarkan jawaban anak bisa membuat kita lebih memahami karakter anak, serta lebih mudah mengarahkan mereka.
- Jadilah diri sendiri
Jangan berharap menjadi orang tua yang ideal seperti yang anda gambarkan dari orang lain atau lingkungan pergaulan. Sebaiknya posisikan menjadi diri sendiri yang baik untuk anak sendiri.
Anda tetaplah sosok yang memiliki kepribadian, emosi, harapan-harapan, dan ide-ide sendiri mengenai cara mengasuh dan mendidik anak sendiri. Tetapi jangan takut untuk menjadi orangtua seperti yang diinginkan, bukan seperti yang diharapkan oleh orang lain.
- Tertawa dan tersenyum lebih baik
Tidak elamanya ulah anak bikin gemes dan licu, adakalanya mungkin tidak lucu bahkan membuat para orang tua marah melihatnya. Dengan tertawa atau tersenyum, menjadikan Anda lebih tenang dan lebih santai. Ketika Anda lebih banyak tertawa atau tersenyum, anak-anak pun akan lebih sering tertawa.
Bagaimanapun, mempunyai anak dan bisa bermain bersama mereka tentu menyenangkan dan memberikan ikatan yang lebih dalam.