Setiap anak memiliki sifat yang berbeda, dan tentunya cara menanganinya juga akan berbeda. Umumnya, hal yang sering dilakukan orang tua adalah dengan gampangnya mengatakan ‘tidak’ atau ‘jangan’ pada anak. Lalu, apakah ada cara atau tips agar para orang tua menghindari berkata tidak pada anak?
Melarang anak melakukan sesuatu merupakan hal yang wajar karena orang tua tentunya ingin selalu menjaga anak. Selama ini, terdapat perdebatan mengenai apakah boleh atau tidak berkata tidak pada anak ketika ingin melarang sesuatu. Padahal, sebetulnya permasalahan utamanya bukan terletak pada boleh atau tidak boleh, melainkan kapan dan bagaimana cara orang tua mengatakannya.
Hal yang perlu diketahui adalah terlalu sering mengucapkan ‘tidak’ atau ‘jangan’ pada anak untuk menunjukkan larangan dapat menimbulkan menurunnya rasa percaya diri anak. Ini karena ia merasa bahwa ia sering melakukan kesalahan. Anak pun akan merasa bahwa ruang gerak dan eksplorasinya semakin terbatas, serta menjadi takut untuk mencoba hal-hal baru.
Selain itu, jika diucapkan terlalu sering, fungsi kontrol yang ada dalam ‘tidak’ atau ‘jangan’ bisa hilang. Anak dapat menganggap itu adalah kata yang biasa dan tidak lagi menganggapnya serius. Hal ini dapat berbahaya karena ketika hal mendesak terjadi dan Anda melarangnya melakukan sesuatu, anak bisa mengabaikannya.
Orang tua perlu memperhatikan cara yang tepat untuk mengatakan ‘tidak’ pada anak. Pada artikel ini, Kelas Pintar akan membagikan tips untuk menghindari berkata ‘tidak’ pada anak, apa saja ya?
- Cari Alternatif Kata Lain untuk Mengatakan Maksud Anda
Dibandingkan terus menerus mengatakan ‘tidak’ atau ‘jangan’, Anda dapat mencoba mencari alternatif lain untuk mengatakan maksud Anda tanpa menyebut kata itu. Misalnya saat Anda ingin mengatakan “Jangan mencoret-coret tembok”. Anda dapat menggantinya menjadi “Wah, adik senang menggambar ya. Menggambarnya di kertas saja, ya”.
Contoh lainnya saat ia sedang memainkan dan membuang-buang makanan. Anda dapat mengatakan “Makanan itu bukan untuk untuk dibuang-buang, tapi untuk dimakan. Yuk, makannya lakukan dengan benar”.
- Mengganti kata negatif
Tips berikutnya untuk berkata ‘tidak’ pada anak adalah dengan mengganti kata tersebut. Di sela kesibukkan, misalnya, biasanya anak suka merengek meminta sesuatu kepada kita. Alih-alih berkata ‘tidak’, sebenarnya kita hanya perlu menggantinya dengan kata-kata lain, yang mengisyaratkan peringatan.
Baca juga: 5 Skill Berharga Dalam Hidup Untuk Diajarkan Pada Anak
Anda hanya butuh memakai kata-kata seperti ‘eits!’ atau ‘hayo!’ untuk memberikan peringatan pada anak sebelum ia berbuat yang tidak diinginkan. Mengucapkannya dengan tegas juga diperlukan agar anak menangkap sinyal larangan yang anda berikan. Inilah tujuan dari bonding atau komunikasi sehingga anak akan mengerti dengan peringatan seperti ini. Sebaiknya menahan untuk tidak membentak cukup bersuara lebih tegas saja.
- Memberikan penjelasan yang logis
Sebaiknya anda membiasakan untuk tidak menggunalan kata ‘pokoknya tidak boleh’ pada anak. Karena biasanya selain anak tidak menurut, mereka juga akan sengaja memancing emosi. Sehingga alangkah baiknya jika anda mengatakan alasannya kenapa ia dilarang untuk melakukan sesuatu. Jika tidak anak akan terus menuntut alasan pada orang tuanya. Ada baiknya jika mengatakan alasan sebenarnya dan memberikan pengertian.
Kata-kata yang lembut dan penjelasan yang runut juga akan membantu si kecil untuk memahaminya. Dari sini anak-anak akan belajar mengenai sebab akibat. Jika anak melakukan hal yang tidak diperbolehkan, maka akan mengetahui konsekuensi setelahnya.
Misalnya ‘jangan jajan es, pokoknya tidak boleh’ Kata ini justru bisa membuat si kecil menangis sehingga anda harus menjelaskan jika es akan membuatnya batuk atau akibat lainnya.
- Menunjukkan yang Seharusnya atau yang Benar
Anak-anak cenderung cepat untuk menirukan apa yang orang tuanya lakukan. Daripada anda sering mengatakan jangan, sebaiknya memberi tahu mana yang seharusnya dilakukan oleh mereka. Jangan sampai anak tidak diberikan penjelasan yang justru akan membuatnya melakukan hal yang sama lagi dengan cara yang berbeda. Hal ini tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada anda akan bisa semakin emosi.
Misalnya saja ketika anak makan namun makanannya dibuat mainan. Anda bisa menemaninya makan dan mencontohkan jika anda juga sedang makan dan menyuapkan ke dalam mulut. Tidak perlu langsung meninggikan suara dengan mengatakan ‘jangan’. Anak malah akan menangis dan semakin tidak ingin makan. Lebih bagus lagi jika anda mengajaknya berkomunikasi jika makanan yang sedang dimakan mengandung banyak vitamin untuk tubuhnya.
- Memberikan Arahan yang Jelas
Dengan anda mengatakan ‘tidak’ secara langsung pada anak, kekuatan kata ini bisa melemah di hadapan anak. Sehingga anda harus mencoba cara berkata tidak dengan yang lebih bisa dimengerti anak-anak. Kadang anak-anak akan melanggar ketika kita mengatakan tidak tanpa ada lanjutannya. Akan lebih baik jika anda memberikan arahan daripada berkata tidak. Karena anak cenderung lebih fokus pada kata larangannya saja.