Penggunaan simbol-simbol merupakan kegiatan yang akan selalu hadir pada setiap proses komunikasi. Salah satu contoh simbol dalam komunikasi diterapkan pada pementasan teater yang berfungsi untuk memperkuat komunikasi maupun ide-ide yang akan disampaikan kepada penonton.
Pada dasarnya, simbol dalam komunikasi yang baik di atas pentas ditentukan oleh proses pencarian atau eksplorasi, proses latihan yang rutin, maupun penjiwaan yang tepat terhadap karakter yang ingin dimainkan. Oleh karena itu, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, pentas teater biasanya menggunakan simbol verbal seperti dialog para pemain dan monolog dari dalang, maupun simbol nonverbal yang mengutamakan bahasa tubuh atau isyarat.
Dengan kata lain, adanya simbol dalam komunikasi pementasan teater maka membuat penonton dengan mudah memahami ide, keinginan, makna, serta gagasan melalui ucapan yang disampaikan oleh orang/para pemain tersebut. Sebaliknya, orang lain juga dapat memahami keinginan, ide, makna, dan gagasan kita dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain.
Secara umum, penggunaan simbol verbal yaitu dari sisi bahasa harus menggunakan bahasa yang dimengerti oleh lawan bicara sehingga mudah dipahami dan sesuatu yang ingin disampaikan dapat tersampaikan.
Baca juga: Jenis Simbol Dalam Teater
Biasanya, orang yang berasal dari satu latar belakang yang sama akan memiliki kesamaan dalam bahasa, sedangkan jika bertemu dengan orang berbeda latar belakang, maka kita harus berbicara dengan bahasa yang ia mengerti agar komunikasi tidak terhambat.
Kendati demikian, penggunaan bahasa yang dapat dimengerti juga terkadang dapat menimbulkan kebingungan saat berbicara. Disaat seperti itu, maka diperlukan penggunaan simbol atau bahasa nonverbal guna menegaskan maksud dari ucapan yang ingin kita sampaikan.
Bahasa nonverbal sangat membantu proses komunikasi ketika bahasa secara verbal terbatas oleh struktur kalimat, pengucapan, dan lain sebagainya. Bahasa nonverbal dapat memiliki arti yang sangat luas dan dapat menimbulkan multitafsir yang tergantung pada pengetahuan dan pengalaman orang yang menafsirkan bahasa nonverbal.
Adapun bahasa nonverbal dapat berupa bahasa tubuh dan bahasa visual. Bahasa tubuh dapat berupa desahan, gestur, mimik wajah, dan lain sebagainya. Sedangkan bahasa visual dapat berupa bentuk benda dan warna benda.
Bentuk benda dapat dimaknai berbeda-beda di dalam kehidupan berbudaya. Begitupun dengan warna dapat ditafsirkan berbeda-beda. Contohnya, orang Tiongkok memaknai warna merah sebagai simbol romantis sedangkan orang Indonesia memaknai warna merah sebagai simbol berani.
Makna dari bahasa verbal dan non verbal yang dihadirkan dipentas teater dapat bermakna suatu budaya, maka kita harus memperhatikan simbol-simbol yang dihadirkan diatas panggung agar benar-benar memahami pesan yang ingin disampaikan melalui teater tersebut.