Lingkungan hidup merupakan tempat tinggal manusia beserta makhluk hidup lainnya. Sayangnya, keseimbangan dan harmonisasi dalam lingkungan hidup ini terganggu akibat tingkah laku manusia itu sendiri. Padahal, sudah seharusnya manusia menjaga dan merawat lingkungan hidup demi kelestarian dan keutuhannya. Ini dilakukan pula demi mitigasi perubahan lingkungan.
Pengabaian terhadap kapasitas daya dukung alamiah lingkungan dalam mentolerir akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi manusia terhadap lingkungan, dikarenakan adanya motivasi berupa peningkatan kesejahteraan umat manusia yang dilandasi pada pertumbuhan ekonomi. Akibatnya perubahan lingkungan tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan memicu bencana alam, maka perlu adanya adaptasi dan mitigasi perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan yang paling banyak ditemui adalah adanya kerusakan lingkungan hidup, dimana ditandai dengan berkurangnya atau hilangnya sumber daya air, tanah, udara, kerusakan ekosistem serta punahnya flora dan fauna. Contoh nyata yang ada di sekitar kita ialah banjir dan tanah longsor ketika musim hujan tiba karena masyarakat membuang sampah di aliran sungai atau selokan.
(Baca juga: Mengenal Teknologi Tidak Ramah Lingkungan)
Oleh karena itu, kita saat ini perlu adaptasi dalam perubahan lingkungan. Begitupun dengan pemerintah, melalui Undang-undang (UU) No. 24 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 tahun 2008 telah melakukan langkah-langkah dalam penanggulangan bencana alam yang dikenal dengan mitigasi ataupun adaptasi bencana alam.
Adaptasi
Adaptasi merupakan segala upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mengarah ada peningkatan daya tahan terhadap perubahan lingkungan. Tujuannya adalah untuk memperkecil risiko perubahan lingkungan yang terjadi. Beberapa tipe adaptasi bencana yang dilakukan, antara lain :
- Adaptasi pertanian, hal ini dilakukan dengan mempersiapkan varietas tanaman yang cocok ditanam saat musim hujan, kemarau, dan iklim ekstrim.
- Adaptasi ketersediaan air, hal ini dilakukan dengan cara mengelola sumber air dan perbaikan infrastruktur.
- Adaptasi kesehatan, hal ini dilakukan dengan menambah unit dan fasilitas kesehatan.
- Adaptasi wilayah perkotaan, hal ini dilakukan dengan penambahan area penghijauan atau biopori untuk membantu penyerapan air hujan.
Mitigasi
Mitigasi merupakan segala upata untuk mengurangi risiko bencana. Pasalnya, kita semua tahu dampak lingkungan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan merupakan bagian dari gejala alam. Jika tidak dilakukan mitigasi perubahan lingkungan, maka bisa saja bencana alam terjadi. Adapun beberapa kegiatan mitigasi bencana alam yang bisa dilakukan antara lain :
- Membuat peta wilayah rawan bencana
- Memasang rambu-rambu peringatan bencana
- Membangun bangunan tahan gempan
- Melakukan reboisasi
- Memberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama di wilayah rawan bencana.