Perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi saat ini tak dimungkiri telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan tersebut kemudian menyebabkan berubahnya juga sistem sosial, termasuk nilai, sikap, dan perilaku masyarakat. Hal inilah yang dinamakan dengan perubahan sosial.
Perubahan sosial merupakan segala perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap masyarakat yang bersangkutan baik secara materil maupun immaterial.
Namun, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tidak selalu berjalan seperti keinginan masyarakat. Dimana, ada beberapa keadaan atau kondisi yang dapat menghalangi jalannya perubahan tersebut. Nah, beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial tersebut, antara lain :
- Kurangnya Kontak Dengan Budaya Lain
Ketika suatu masyarakat memutuskan untuk tidak berhubungan dengan kebudayaan atau masyarakat lain maka kemungkinan untuk terjadinya perubahan sosial dapat ditahan. Misalnya, suku Badui dalam yang menolak kontak dengan budaya asing, dimana mereka masih terus mempertahankan tradisi tanpa peralatan elektronik, tanpa kemampuan komunikasi dengan masyarakat lain dan sebagainya.
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Terkendalanya akses pendidikan pada masyarakat daerah pinggiran atau pedalaman akan berakibat pada lambannya proses perubahan sosial pada masyarakat tersebut. Misalnya, masyarakat pedalaman Papua yang masih lebih memilih tinggal di Honai daripada di rumah mukim modern karena kurangnya pengetahuan atas pembangunan rumah mukin tersebut.
(Baca juga: Faktor Pendorong Perubahan Sosial)
- Vested Interest atau Kepentingan yang Telah Tertanam Kuat
Dalam suatu masyarakat yang kuat dalam memegang adat istiadat perubahan semacam ini akan terhambat. Misalnya, suku Dayak di Kalimantan Timur, yang meyakini bahwa minum tuak pada saat perayaan berarti menghormati leluhur dan dewa dewi. Hal ini tidak dapat diubah meskipun pada masyarakat luar tradisi tersebut telah berubah seiring pemberlakuan peraturan yang mengikat mengenai minuman keras.
- Sikap Masyarakat yang Masih Tradisional
Masyarakat tradisional umumnya akan menghindari terjadinya perubahan sosial karena bertentangan dengan prinsip hidup mereka. Misalnya, masuknya gaya pakaian atau aliran musik baru tidak akan serta merta diterima karena dianggap tidak selaras dengan jiwa tradisional.
- Sikap Berprasangka Buruk Terhadap Unsur Asing yang Masuk Dalam Masyarakatnya
Masyarakat akan cenderung menutup diri terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungannya, terutama ketika perubahan itu membawa jati diri asing. Hal ini sesuai dengan pandangan masyarakat Indonesia yang masih meyakini konsep penjajahan bukannya pembauran.