Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal tiga bentuk zat, yaitu padat, gas, dan cair. Zat cair sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan dan suspensi. Larutan merupakan campuran homogen dari dua zat atau lebih yang molekulnya terlarut sempurna. Sementara itu, suspensi adalah campuran heterogen yang tidak memiliki susunan seragam secara keseluruhan. Di antara larutan dan suspensi, terdapat sistem koloid.
Koloid atau dispersi koloid adalah sistem heterogen di mana satu zat terlarut (fase terdispersi) sebagai partikel yang sangat halus pada substansi lain (medium pendispersi). Contoh sistem koloid adalah jeli, mentega, dan susu.
Dalam larutan, kita mengetahui terdapat dua komponen, yaitu pelarut dan zat terlarut. Sementara itu dalam sistem koloid, komponen penyusunnya adalah medium pendispersi dan fase terdispersi. Medium pendispersi merupakan komponen dalam jumlah besar, sementara fase terdispersi merupakan komponen dalam jumlah kecil.
Selain komponennya, apa yang membedakan larutan dengan sistem koloid? Yang membedakan antara keduanya adalah ukuran partikel. Dalam larutan, partikel penyusunnya adalah ion atau molekul kecil, sementara koloid terdiri atas makromolekul atau agregat dari banyak atom, ion, atau molekul. Partikelnya berukuran lebih besar dari molekul sederhana, tapi cukup kecil untuk tetap tersuspensi. Rentang diameter partikel koloid adalah antara 1 hingga 1.000 nm.
(Baca juga: Mana yang Termasuk Zat Adiktif?)
Berdasarkan sifat interaksi antara fase terdispersi dan medium pendispersi, koloid diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu koloid liofil dan koloid liofob.
Dalam koloid liofil, partikel fase terdispersi memiliki afinitas yang kuat atau mudah menarik medium pendispersi. Koloid liofil juga dikenal sebagai koloid yang menyukai cairan. Koloid liofil dapat dibuat dengan mencampur fase terdispersi dengan medium pendispersinya secara langsung. Koloid liofil cukup stabil dan tidak dapat digumpalkan dengan mudah. Beberapa contoh koloid liofil adalah gum, pati, gelatin, dan karet.
Kebalikannya, partikel fase terdispersi pada koloid liofob hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali afinitas untuk medium pendispersi. Artinya, koloid liofob adalah cairan yang tidak menyukai air. Koloid liofob tidak stabil dan mudah mengendap atau mengental hanya dengan menambahkan sedikit elektrolit atau dengan pemanasan atau pengocokan. Koloid liofob hanya dapat diperoleh dengan menggunakan metode khusus. Contoh koloid liofob antara lain sol silika, sol perak iodida, dan sol sulfida logam.
Fungsi dari sistem koloid memiliki manfaat bagi kebutuhan manusia. Koloid dapat digunakan untuk presipitasi listrik dari asap, pemurnian air minum, pembuatan obat-obatan, penyamakan kulit, pembersihan sabun dan detergen, pelat fotografi dan film, hingga membantu produksi industri, khususnya industri karet.